Puisi Sayyidina Akkasah "Senandung Sunyi Bumi Pada Langitku" Puisi Cinta Dan Senja - Sampah Kata

Table of Contents

 

"SENANDUNG SUNYI BUMI PADA LANGITKU"

Meredup bias di mega  memerah 

di ufuk senja meranggaskan setangkup rasa

Hiasi alam dalam syahdu di remang mungil cahaya kunang-kunang

Desir angin berhenti berlari 

tatapnya singgah di ujung netra dengan kasvas bersiluet rupa

Mencabar rencis hati pada tempias basah di rahim jiwa

Dan langkah yang lelah'pun gontai tertekuk lunglai tanpa daya

 

Pada semburatnya tetap mengiringi laju sang waktu 

yang tanpa tahu akan kemana

Kembara Palung jiwa bagai musafir kerontang dahaga

Detik sedikit terpaku bersembunyi di dalam diam

Menanti waktu yang terhalang dan terlambat datang

 

Entah apa yang menjadi rancunya biduk larang penghalang

Dan aku hanya mampu terpana tergamang dan terdiam

Dalam gelora tanya yang menjejerkan deret-deret titik sebelum koma

Mengapa lama terasa gantungan rindu 

di rinai indah kelopak yang membasah

Sedangkan hati sudah terbius lama dan teramat sangat lama

 

Senyum yang menggulita netra 

bukan nafsu yang menjerat raga pada tubuh

Bukan rupawan yang menarik jiwa di remah-remah selembar cinta

Tetapi rindu yang menggebu 

dan membongkah di Palung yang paling kalbu

Dan menyandingkan di jantung jiwa 

untuk menjemputmu di dalam indah roncean doa-doaku

Syahdu di senandung kesaksian ciuman bumi pada langitku



***
Ingin kenal dengan penulis ini!
Langsung saja lihat Facebooknya : Sayyidina Akkasah

(Catatan Penutup)

Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment