Cerpen Cinta Romantis "Pelangi Di Ujung Mata" Karya Muraz Riksi

Table of Contents

 

"PELANGI DI UJUNG MATA"

 Karya Muraz Riksi

Kejar, kejarlah!. 
Matahari itu mulai nampak ronanya. Dia mencoba mengintipmu dari daun-daun jendela. Ah, berteriaklah. Semestinya alam akan bercerita, pagi ini akan berbeda dari biasanya.

Udara itu begitu sejuk, embun-embun membeku dan batu-batu cadas duduk menunggu. Bukalah, bukalah resleting tendamu. Tataplah dunia, ada pelangi diantaranya. Pelangi yang terpancar dari bola mata yang sedang tersenyum kepadamu. Dia yang sedang menggengam tanganmu, merebahkan badannya di bahumu. Menunggu matahari mencairkan embun beku, menghangatkan ingatanmu pada secangkir kopi.

Kau ingat, kita menyalakan kompor kecil. Memanaskan sebotol air mineral dan bubuk kopi tergeletak di sampingmu. 

Kau ingat, saat aroma pahit menyengat hidungmu. Hawa panas yang pelan-pelan masuk menemani kesenduan itu. Ah, masih saja pelangi itu terpancar dari bola mata yang tersenyum padaku.

Kau kah itu?, matahari mulai memerah mengarah atasku dan senyum cantikmu masih saja menemani. Kucoba bernyanyi dan kau tertawa. Katamu suaraku cempreng seperti genteng rumah dilempari batu. Ah sudahlah, aku tak peduli dengan itu. Yang kulihat, pelangi masih diam bersamaku.

Dalam tatapan yang begitu dalam, sesaat semuanya hening, kita yang sedang saling bergandengan tangan. Sungguh moment yang tak sanggup ku bayangkan, lalu kau merenggutnya dengan senyuman. Ah apa peduliku, meski matahari diam membeku, awan mendung menutupi lembah gunung.

Cukup dengan melihat pelangi yang sedang tersenyum kepadaku dan itu kamu. Perempuan yang sejalan denganku, yang hari-harinya adalah aku. Aku masih ingat dengan kata "kita". 

Saat pertama kali kau membisikkannya di telingaku. Kita, hanya kita. Berdua menatap lembah biru dari atas puncak Burni Telong sembari aku membisikkan di telingamu "Aku ingin jadi lelaki tangguhmu"...
Puncak Burni Telong, 04 Februari 2018

The End


***
Ingin kenal dengan penulis ini!
Langsung saja lihat Medsosnya :
Instagram MURAZ RIKSI 

Post a Comment