Cerbung Dunia Wanita "Belenggu Tak Kasat Mata" Eps 5 Oleh Rita Mayasari

Table of Contents

 


DUNIA WANITA :

BELENGGU TAK KASAT MATA

Eps 5


Cuaca begitu dingin, meski langit begitu cerah. Seusai sholat subuh tadi, Sabrina langsung menuju dapur. Seperti biasa, wanita bertubuh sintal itu begitu semangat mempersiapkan segala sesuatu untuk memasak dan menyiapkan bekal makan untuk ia bawa ke kantor. Ia yang terbiasa di dapur itu begitu cekatan, hingga tak butuh waktu lama untuk menyelesaikan pekerjaannya tersebut. Setelah menyeka keringat karena uap dari panas kompor dihadapannya, Sabrina duduk sebentar, selang lima menit kemudian ia beranjak dan mengambil handuk dari jemuran. Ia pun mandi dan berdandan rapi dengan baju safari.

 

  Dari kamar ia berjalan pelan ke arah meja makan, meraih sepotong roti lalu mengoleskan dengan selai matcha kesukaannya. Ia selalu menyempatkan sarapan dirumah. Selesai sarapan, ia mengambil kunci motor dan tak lupa membawa tas kerja serta tas bekal makan siangnya.

 

  Sabrina yang begitu teliti, selalu mengecek jendela dan pintu untuk memastikan bahwa sudah terkunci sebelum ia meninggalkan rumah.

Sebelum berangkat kerja, iq menyempatkan menyirami bunga-bunga di taman kecil halaman rumahnya.

Entah mimpi apa ia semalam, hari ini suasana hatinya begitu baik, hingga senyuman terus saja terukir di bibirnya.

Ia memang selalu menggunakan motor ketika hatinya begitu senang. Baginya, ada perasaan bebas ketika angin menerpa wajahnya saat ia berkendara.

***

 

 

Sore hari Sabrina tengah menyapu halaman rumahnya, tiba-tiba ia dikagetkan oleh teriakan anak kecil di depan rumahnya yang memanggil namanya.

 

Andin, anak tetangga yang terkadang suka usil. Seperti jailangkung, Andin suka datang tiba-tiba, dan tak jarang pulang tanpa berpamitan.

 

"kak Bina, oom ganteng pacar kak Bina mana?

Kok udah berapa hari ini ga datang sih? Pantesan kak Bina ngelamun terus" ocehan panjang Andin ia anggap seperti petasan malam tahun baru. Sabrina tersenyum. Ia yang memang sangat menyukai anak-anak bisa bersikap sabar meskipun terkadang ia suka sebel dengan kalimat-kalimat Andin. Yaahhh namanya juga anak-anak. Apalagi Andin adalah anak berusia enam tahun. " Oom lagi tugas keluar kota, nanti kalo udah balik dan main kesini, Andin datang aja kesini, pasti ada oleh-oleh.." jawab Sabrina sembari tertawa. Mata Andin berbinar, terlihat berharap pada kata-kata Sabrina.

"Ok kakak, nanti panggil Andin yaa kalau Oom datang" ucapnya.

Sabrina mengangguk perlahan. Sesaat ia tenggelam dalam fikirannya sendiri. Bagaimana bisa Andin memanggilnya kakak, tapi memanggil Bima dengan sebutan oom. Apakah karena badan Bima yang tegap dan lumayan besar itu?

Ia terkekeh sendiri bersamaan dengan sadarnya ia dari lamunan. Disaat yang sama, ia menyadari kalau Andin tak lagi di depan rumahnya.

Ia pasti sudah melaju dengan sepeda kecilnya itu. "kebiasaan si Andin sih" batin Sabrina.

 

  Sabrina melanjutkan bersih-bersih halaman rumahnya. Ia menata pot-pot bunga sesuai keinginannya agar tak bosan. Ia pun memotong bagian-bagian yang layu, dan menyirami tanaman-tanaman kesayangannya itu dengan rutin pagi dan sore atau terkadang pagi dan malam hari.

 

Setelah puas dengan tanaman-tanamannya, ia masuk kedalam rumah. Mandi sore dan duduk bersantai di sofa. Terkadang ia menonton serial drama korea, atau membaca novel kesukaannya sambil ditemani camilan, sekedar membunuh rasa sepi.

Hal-hal yang ia lakukan begitu monoton, tapi ia tak pernah jenuh.

Ia tau bagaimana cara menikmati hidupnya.

**

 

     Malam hari seusai sholat isya, seperti biasa, ia selalu bermain dengan handphonenya.

Terkadang hanya sekedar menjelajahi dunia maya, ada kalanya ia bermain game saja. Yang jelas, saat paling bahagia baginya adalah ketika ponselnya berdering dan tertera nama Bima disana.

 

    Diwaktu luangnya, Bima selalu menyempatkan diri untuk menelepon Sabrina. Tak jarang mereka bertelepon dengan video call.

Meski berjauhan Bima selalu membuatnya tertawa..

<<< Halaman 1                       
Lanjut Baca 
KLIK >>> Halaman 6


(Catatan Penting)

Dunia Wanita adalah tema besar dari karyanya Rita Mayasari dan pada kisah kali ini mengangkat sub tema "Belenggu Tak Kasat Mata".

Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis. Selamat membaca!.

Profil singkat penulis :
- Facebook Rita Mayasari
Instagram Rita Mayasari

Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment