Puisi Atedriyanto Kriswan "Penyair Sampah Kata" Kumpulan Puisi Kehidupan dan Impian
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam kopi pahit...
Puisi merupakan ungkapan perasaan yang menggambarkan tentang cinta, kehidupan, bahagia, sedih, rindu dan alam. Oleh karenanya pada postingan ini, admin ingin membagikan puisi karya Atedriyanto Kriswan.
Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis. Selamat membaca!.
Profil singkat penulis :
Facebook Atedriyanto Kriswan
Instagram Atedriyanto Kriswan
Wattpad Atedriyanto Kriswan
TANDA TANYA
DALAM KABUT
Oleh:
Atedriyanto Kriswan
Pasir bergulir
di perutku, "Apa kau debar itu?"
Suara hisak
tenggelam dalam ombak
Lama wanita
sendirian berdaster buih laut biru
Kudengar
serpihan detak, kaku tak bergerak
Diam atau
bicara sama kelunya
Ketika jiwa
pergi dari tambur mesra
Saat rumput
tak ditindih lagi
Mengetat
mesra dengarkan akar bernyanyi
Wanita sendirian dan pantai kesenyapan
Tlah satu
naluri meremas dada semesta
Hingga
bersuara dekapan magma Penciptaan
Kucurnya air
mata kehidupan dalam ceruk rasa
Saat itulah
gagahnya ombak menggelora
Gegas berdetas-detas
memasuki pantai wanita
Menyuburkan
segala rimbun bumi
Mengalirkan
kerinduan yang kian tak terselami
Minggu, 30
Mei 2021
20.19 WIB
Sleman –
Yogyakarta
PASIR WAKTU
Oleh
Atedriyanto Kriswan
Butir pasir
bergulir dalam waktu
Bergulung
dalam debu
Tak ada
kegelapan tendang dia ke kota dunia
Tak ada
kekuatan rantaskan kodrat dia berada
Dalam banjir
ia bergisir di celah mayat
Dalam lorong
comberan ia gagu dalam residu
Ia tetap
setia ikuti kekuatan gerak jagad
Tak perlu
sendu tak kenal rindu, ia bukan kalbu
Butir pasir
bergulir di nafas Penyair
Ia sedesir
sekilir menjingkrakkan suara kata-kata
Tak murka
pada senyap waktu bergetir-getir
Ia ada di
setiap zat yang memeluki wujudnya
Pasir dalam
waktu adalah jagad semesta fana
Yang tanpa
pikir dan rasa hanya menerima
Tak butuh
tanya tak bisa murka
Dia hanya
bagian nano-nano mulekul jagad raya
Kadisobo II,
Sleman 55513,
D I
YOGYAKARTA
04-06-2021
09.04 WIB
PENYAIR
SAMPAH KATA
Oleh
Atedriyanto Kriswan
Ciumi naluri
sunyi, Penyair mesra bersama tepi
Ketika
kata-kata muntah dari lidah terbui besi
Hamburan
muncratnya kata-kata jadi sampah
Terserak dan
terinjak, tanpa getah oh terpisah
Penyair
belah celah sampah kata-kata
Punguti
serpih suara nurani dari rintih hampa
Ia mesrakan
dalam nafas puisi degupan jiwa
Berhari-hari
olah sampah kata jadi berkah cinta
Sampah kata
sampah wajah sampah murka
Sampah
sumpah sampah unggulan kuasa
Semua
penyumbat nafas jagad jiwa memesra
Orang-orang
hilang dalam sampah kata-kata
Adalah
Penyair Sampah Kata
Tersiksa
mengais timbunan residu drama kata
Mencari jiwa
terkapar agar terang tanpa janji
Yang tahunan
bungkam menajamkan puisi
Desa Wisata
Kadisobo II
Sleman
55513, D I Yogyakarta
Jum'at, 4
Juni 2021
18.40 WIB
***
Demikian puisi karya Atedriyanto Kriswan yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment