Cerbung Dunia Wanita "Belenggu Tak Kasat Mata" Eps 6 Oleh Rita Mayasari

Table of Contents

 


DUNIA WANITA :

BELENGGU TAK KASAT MATA

Eps 6


Waktu berlalu tanpa terasa.

Sudah saatnya dua sejoli ini bertemu kembali. Sabrina sudah cantik sedari usai sholat Subuh tadi. Ia menyelesaikan pekerjaan rumah lebih cepat dari biasanya. Memasakkan makanan kesukaan Bima, menata ruangan agar lebih hangat dan menenangkan ketika menatapnya. Ia pun mengenakan pakaian dengan warna putih yang disukai Bima. Tak seperti biasa ia mengikat tinggi rambutnya hingga membentuk seperti donat, hari ini Sabrina mantap dengan hijab yang menutup rambutnya.


Sabrina bergegas berangkat menuju bandara ketika waktu menunjukkan satu jam sebelum pesawat yang ditumpangi Bima mendarat.

Ia pun sampai ke tujuan dengan selamat.

Sabrina memilih duduk di kursi paling pojok diruang tunggu. Entah kenapa ia begitu berdebar-debar. Sesungguhnya ia begitu penasaran tentang bagaimana tanggapan lelaki yang begitu ia cintai itu ketika melihat penampilan barunya. Sabrina memang tak menceritakan kepada Bima bahwa ia sudah membulatkan tekad untuk berhijab. Ia pun meyakini bahwa Bima tidak akan mempermasalahkan pilihannya itu, dan ia sengaja ingin memberi kejutan saat Bima pulang nanti.


Saat yang dinantikan pun akhirnya tiba.

Dari kejauhan ia melihat Bima yang begitu gagah dengan ransel di pundaknya. Ia tetap terlihat begitu manis dimata Sabrina meski kulitnya terlihat lebih gelap daripada saat terakhir mereka bertemu sebelum Bima berangkat.


Bima sibuk dengan ponselnya, sambil berjalan matanya tertuju ke layar handphone dan mencari nama Sabrina dan langsung menekan tombol telepon.

Tanpa ia sadari seorang gadis berdiri tepat dihadapannya. Ia dikagetkan dengan suara yang menyebut namanya. Terpana ia sesaat sebelum dengan tergagap menyapa gadis didepannya, "Ra.. Rani? ha.. hai..".

Gadis itu tersenyum manis dan menjawabnya " iya Bima, aku Rani, sudah begitu lama ya sejak terakhir kita bertemu, berapa tahun?".

Bima menggarukkan kepalanya sambil menjawab "Entahlah, terakhir kali kelas 1 SMP". Tanpa bertanya lagi, Bima bisa menebak alasan Rani ada disini saat ini. Gadis dengan rambut yang digulung dengan ciri khas pramugari itu pasti sedang bertugas.

"Tidak disangka, pertemuan kita lebih cepat dari yang direncanakan ya?" ucapan Rani menyadarkan Bima dari lamunan sesaatnya. Disaat yang sama matanya menangkap sosok gadis lain yang berjalan mendekat daru arah belakang Rani. Ia terkejut hingga membuatnya begitu gugup, ditambah lagi ia baru menyadari bahwa teleponnya terhubung dengan Sabrina, karena sesaat sebelum ia bertemu Rani tadi, ia sudah menekan tombol telepon tersebut. Ia panik, apakah Sabrina mendengar pembicaraannya dengan Rani tadi. Karena meski tanpa kata-kata atau peresmian kata "jadian/pacaran" mereka sama-sama mengerti arti dari hubungan yang mereka jalani selama ini.


Sabrina yang sedari tadi menyaksikan dari jauh, cukup untuk memiliki alasan menaruh curiga  terhadap pemandangan didepan matanya. Ia melihat ekspresi salah tingkah dan grogi dari bahasa tubuh Bima ketika bicara dengan gadis itu. Namun ia tak ingin terjebak dalam pertanyaan demi pertanyaan difikirannya dan tak ingin membayangkan hal-hal yang bisa menyesakkan dada. Ia pun memutuskan untuk menghampiri Bima dan gadis itu setelah memantapkan hatinya.

Melihat tatapan Bima yang seolah menembus tubuhnya, Rani pun menoleh dan langsung melihat sosok Sabrina yang berjalan ke arah mereka.

Mereka beradu tatap, dengan ekspresi ramah yang dibuat-buat.

Sabrina dengan tanda tanya dihatinya, sedangkan Rani yang mulai menebak-nebak tentang wanita yang saat ini berada tepat disampingnya.


"Hai ndut.. udah datang dari kapan?" sapa Bima yang berusaha tenang demi menutupi kegelisahan dihatinya.

Sabrina tersenyum hangat, dan menjawab dengan sedikit berbohong bahwa ia pun baru saja tiba ketika mendapat telepon dari Bima tadi.

Dengan tergesa-gesa Bima meraih tangan Sabrina, ia berpamitan kepada Rani yang diiringi senyuman keduanya, sementara Sabrina hanya sedikit menganggukkan kepalanya.


Mereka berjalan menuju rumah Sabrina.

Sepanjang jalan mereka tak banyak bicara, kecuali menanyakan hal-hal kecil ketika mereka saling berjauhan. Sabrina memilih pura-pura tertidur karena butuh waktu untuk menjinakkan hatinya. Entah kenapa, ketika bertatapan langsung dengan Rani tadi, cukup dahsyat getaran didadanya, ada sesak yang tak mampu ia jabarkan. Rani yang terlihat sempurna dimatanya dengan kulit putih mulus, tinggi badan dan bentuk tubuh yang begitu seimbang, gigi rapi dan bibir tipis yang tampak manis, serta mata besar yang bulat seperti bayi. Hanya ada satu kata dibenaknya "sempurna".


Disampingnya, Bima menghembuskan nafas panjang karena lega melihat Sabrina yang baginya terlihat tidur begitu pulas. Setidaknya memberi sedikit waktu untuknya berfikir, alasan dan bagaimana cara menjelaskan kejadian di bandara tadi kepada Sabrina.

Mereka sibuk dengar fikiran masing-masing.

<<< Halaman 1                       

Lanjut Baca Halaman 7 (Silakan hubungi penulisnya dengan klik pada nama penulis berikut ini Instagram Rita Mayasari)


(Catatan Penting)

Dunia Wanita adalah tema besar dari karyanya Rita Mayasari dan pada kisah kali ini mengangkat sub tema "Belenggu Tak Kasat Mata".

Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis. Selamat membaca!.

Profil singkat penulis :
- Facebook Rita Mayasari
Instagram Rita Mayasari

Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment