Kumpulan Puisi Islami Paling Menyentuh Hati "Renungan Diri" Puisi Muraz Riksi Seniman Bisu
"SYAIR
TUAN ADAT"
Karya Muraz Riksi
Pecah malam
adanya gelap
Sungkan
terang diam lelap
Ada pilu
jerat kasat
Terjaring
buta hujat berat
Bukan kisah
atau cerita hebat
Hanya syair
dari tuan adat
Lentera
kecil ditiup angin lebat
Hujan hati
sangatlah dahsyat
Kala goresan
darah pupus hasrat
Lambung pagi
awal mula pusat
Burung merpati
terbanglah cepat
Wahai anak
jari jangan kau tulis lebat
Hilang
syahadat engkaupun bakal melarat...
Bireuen, 17
September 2017
"CATATAN
DOSA"
Karya Muraz Riksi
Mengalir
Apa saja
yang kita lalui
Mengejar
hidup
Menuntut
kebahagian
Kebahagiaan
yang bagaimana?
Yang
diagung-agungkan manusia
Kekayaan,
rumah mewah, jabatan berkuasa
Segala
bentuk rupa untuk memiliki tahta
Tak dapat
tercapai hasrat surga dunia
Mengeluh,
putus asa, menyalahkan hidup
Kufur nikmat
jadinya
Setiap
detik, setiap menit, setiap jam, setiap hari
Catatan dosa
terus bertambah
Tiada rasa
syukur
Yang ada
hanya menuntut,
Menuntut
dapat pekerjaan, menuntut gaji besar, rumah mewah
Semua itu
seakan keutamaan hidup
Kita lupa
akan hakikat sebenarnya
Catatan dosa
Kekayaan
yang didapat diakhir masa...
Bireuen, 26
Mei 2017
"KAU
BUKAN TUHAN"
Karya Muraz Riksi
Di balik
kaca mata,
Wajahmu
tertegun cadasnya asa
Menatap
semilir alang-alang tua
Yang kau
ceritakan pada anak-anakmu kelak saat mereka dewasa
Kau bukan
Tuhan yang tahu segala cerita
Kau hanya
anak manusia mantan pendusta
Yang dulunya
makan segala yang ada
Tanpa peduli
halal-haram semua kau rampas paksa
Kau hanya
pejuang yang sedang meretas
Menjalani
hidup selayaknya batas dan batas
Mengarungi
malam dengan segala cadas dan cadas
Mengemas dan
berkemas atas impian-impian yang belum tuntas
Kau sadar
sebelum semuanya sadar
Pecundang,
kau tahu itu bukan kau
Kau bangkit
dari keterpurukan yang seharusnya menelan mentah-mentah kegagalan
Meskipun
jalanmu bukan lagi tanah air
Tapi hati
dan jiwamu mekar dari tetesannya
Kau
menyeruput aroma pahit sekumpulan rasa
Yang
nantinya menjadi cerita untuk anak-anakmu saat mereka telah dewasa...
Bireuen, 08
Februari 2018
"TASBIH
PENYESALAN"
Karya Muraz Riksi
Aku begitu
takut pada kesombongan,
Kala ia
datang menggerogoti jiwa
Berdarah-darah
meneteskan luka
Sebab hidup
hanyalah sementara
Dalam tasbih
ku jatuhkan air mata
Dalam sedu
sedan tangis ku sesali segala dosa
Aku tidak
lebih dari seonggok daging yang bernyawa
Bila tasbih
tak pernah ada guna
Ku sesali,
ku takuti bahkan ketakutan itu terus menyebar laksana asap hitam yang mekar bak
api besar
Tasbih, pada
ialah penyesalan dapat terobati
Saat
mengingat arti dari nafas hidup ini
Istighfar,
adakalanya menenangkan hati yang terbakar
Oleh
panasnya dosa-dosa yang menyebar
Tak ada
dalih kesombongan bak air bah yang mekar
Menghantam
bebatuan cadas yang meluluh lantakkan kehidupan sekitar
Ku harap
dalam Istighfarnya butir-butir tasbih, iman dapat terselamatkan
Hingga hidup
selalu rimbun pada buih-buih ketenangan...
Bireuen, 13
Juni 2018
"TAHAJUD
MALAM TUA"
Karya Muraz Riksi
Aku begitu
berdosa
Dosa-dosa
yang tak ku sengaja
Aku tersadar
dan terjaga
Kelak
hidupku yang hina
Betapa
tidak, ku angkat tangan sembari salam berdengung
Ku jabat
tangan, pinta maaf pelita sambung
Ada apa hati
yang bertanya
Bila fitnah
mengumbar dimana-mana
Aku bingung,
Ingin
menangis sebisanya mata menuangkan percik air
Sebutir rasa
yang membasahi muka
Adakah tega
yang lebih tega dari fitnah manusia
Merenggangkan
hubungan yang telah terpupuk lama
Menusuk
pelan-pelan menghujam badan yang terluka
Kenapa ada
rasa sesal jika aku tak ingat menggores luka? Mungkin Allah rindu aku menangis
dihadapNYA
Saat sujud
terakhir usai salam tahajud malam tua
Dikeheningan
tanpa suara, selain aku dengan-NYA
Bireuen, 20
Juni 2018
"TATAPLAH,
MENANTILAH"
Karya Muraz Riksi
Suara
paraumu begitu lembut
Desah nafas
lelahmu menyertai hatiku
Tataplah,
menantilah pada cahaya hangat pagi ini
Allah selalu
rindu akan puji
Tiada alam
dapat pungkiri
Seketika
bumi berhenti berotasi
Namun subuh
adalah obat hati
Kemaslah
diri
Lantunkan
ayat suci
Ada
keindahan yang dinanti
Dan malaikat
takkan diam diri
Sebab
AsmaNYA melafazh pada lisan yang suci...
Bireuen, 26
Juni 2018
***
Demikian puisi karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment