Puisi Kritik Sosial "Antara Kebenaran Ataukah Pembenaran?" Karya Muraz Riksi
"ANTARA
KEBENARAN ATAUKAH PEMBENARAN?"
Karya Muraz Riksi
Jejak
Sumatera terkupas peristiwa
Saat
kepunahan sejuta suara
Gerombolan
pemuda memegang bendera
Terkibar
dalam palung jiwa
Tokoh-tokoh
reformasi menjadi tentara
Siap
berjuang membela negara
Menuju
bangsa yang terus bersaudara
Dalam
tetesan darah cakrawala
Merebut
kemenangan tanpa senjata
Negeri yang
gugup berbicara
Meronta-ronta
pada peradaban yang mulai ternoda
Hapus,
hancurkan, senyapkan dan sunyikan kebohongan belaka
Pulau-pulau
kecil masuk penjara
Berpenghuni
rakyat jelata
Kekayaan
alam direbut mereka
Meninggalkan
luka diantara bencana
Kemiskinan,
cacian, hinaan seakan pujian
Dimana
kalian para pembela kebenaran
Dulu kaulah
yang teguh berpendirian
Sekarang
kalianlah yang memegang peranan
Lalu kenapa
kau berikan kesalahan
Perkumpulanmu
saja tak seperjuangan
Kepentinganlah
menjadi keutamaan
Resah
kekecewaan aku nobatkan
Sebagai
pengingat saat kau berjalan...
Bireuen, 13
Desember 2015
"NOSTALGIA
LELAKI TUA"
Karya Muraz Riksi
Birunya
langit menghiasi alam
Putihnya
awan menjadi kehidupan
Di atas
tanah hijau, pulau-pulau bagaikan tumbuhan
Mewarnai
celah-celah bebatuan
Sudut desa lukisan mata
Panorama yang jauh dari batu-bata
Percikan air mengaliri udara
Hembusan sendu tanahnya surga
Datang
segerombolan binatang besi
Sawah-sawah
mati
Pepohonan
mati
Udara sejuk
jadi polusi
Pengap terasa seakan dalam jeruji
Terduduk laki-laki tua yang hendak
pergi
Menatap gedung-gedung tumbuh nan
tinggi
Dihuni oleh kolomrat-kolomrat berdasi
Cangkul-cangkul
mulai berkarat
Kala
matahari tak lagi berotasi ke barat
Tangan-tangan
kecil pun terus melarat
Lubang-lubang
kubur menutupi hasrat
Menunggu
kematian penuh syarat
Saat
pandangan kosong daripada rakyat...
Bireuen, 08
Januari 2016
"ARUS
KEHIDUPAN"
Karya Muraz Riksi
Kebahagian
yang terselip dalam lembar catatan
Di pagi yang
cerah bersama keramah-tamahan
Tersimpan
kisah tentang kehidupan
Arus jalanan
terukir disepanjang penglihatan
Menunggu datangnya para tamu tuan
Yang membawa tulisan perjanjian
Dipersimpangan hidup yang tak karuan
Arus kehidupan tetap saja berjalan
Ada yang
ricuh dengan perpolitikan
Sampai tega
hati pada pembunuhan
Ada pula
yang jadi pengangguran
Sampai
bingung, mau dibawa kemana ijazah perguruan
Bangsa yang terus dilanda kemiskinan
Hingga para nakhoda jadi kepikiran
MEA pun mulai nampak dipersinggahan
Kehancuran
bukanlah pilihan
Arus
kehidupan tetap saja berjalan
Ada yang
hidup damai, ada pula hidup dalam peperangan
Inilah
cerita pemuda jalanan,
yang
mengharapkan kepastian tentang kemakmuran...
Bireuen, 09
Desember 2015
"KENIKMATAN
YANG TERUSIK"
Karya Muraz Riksi
Pagi yang
terasa masih gelap
Membuat mata
kembali terlelap
Bersamaan
datangnya mimpi
seakan
berada di tempat yang penuh misteri
Dalam
ruangannya para pejabat
Bekumpulnya
penggerutu-penggerutu hebat
Mengajak
banyak orang untuk berdebat
Tentang
wisata dan hutan Aceh yang masih lebat
Semua mata
mulai melihat
Ruang hati
juga ingin berbuat
Untuk Aceh
agar berdiri kuat
Menghadapi
datangnya musuh atau sahabat
Terik
matahari menjadi pengingat
Tentang para
pahlawan yang begitu semangat
Membela
bangsa dengan tetesan keringat
Demi
tercapainya sebuah kehidupan yang lebih nikmat
Para
pengusik pun ikut mencuat
Hingga tanah
dan negeri sebagai sebuah alat
Mencoba
memanipulasi dengan beberapa penampilan akrobat
Mencari
keuntungan pribadi dan mengatasnamakan untuk rakyat...
Bireuen, 10
Desember 2015
***
Demikian puisi karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment