Puisi Keluh Kesah Rakyat "Ada Panggilan Yang Terabaikan Tahun Ini" Puisi Kritik Sosial
"ADA
PANGGILAN YANG TERABAIKAN TAHUN INI"
Karya : Muraz Riksi
Kota kecil
tak ada yang mampir
Hanya tempat
lalu lalang mobilnya tuan-tuan berdasi
Di sini
sudah jarang tuan-tuan berpeci
Adanya
bapak-bapak yang ongkang kaki di warung kopi
Mereka duduk
bersama sembari berargumentasi
Membahas
tatanan produk birokrasi
Di atas
kursi, mereka menatap sudut negeri
Membaca
berita lewat layar 5 inci
Lalu
menyimpulkan bahwa desa sudah mandiri
Tak lupa
update status facebook setiap hari
Kadangkala
foto sedang ngopi
Atau
jalan-jalan bersama keluarga sendiri
Tuan-tuan
berdasi masih nyaman di ruang kerja
Menikmati
hari-hari tanpa keluh kesah soal jajan hari ini
Komen-komen
masuk di beranda fb
Sambil
tersenyum membalas dengan basa-basi
Jari-jemari
sibuk dengan balas komen pujian
Ada juga
yang komen menggantikan sapaan
Kapan pak
kita duduk ngopi dan diskusi?
Kelak jumpa
ada proposal yang disisipi
Diskusi
tetap jalan, karena mereka satu perjuangan
Lalu
bagaimana dengan lansia dan tua renta
Atau ibu-ibu
janda yang tak punya harta?
Kan ada
program salah satunya PKH
Masalahnya
mereka tak masuk nama
Karena tak
ada anggota keluarga lain di dalam KK
Sebab
kategori lansia harus ada pengurusnya
Tapi janda
kan ada anggota di dalam KK
Seperti
anak-anaknya, baik anak sekolah maupun balita
Benar sekali
pak, namun mereka tinggalnya di rumah sewa
Tak ada
tanah sendiri, hingga rumah bantuan pun takkan pernah ada
Bapak, lihat
kembali riwayat panggilannya
Ada
panggilan yang terabaikan tahun ini
Dari lansia
tua renta dan perempuan-perempuan janda…
Bireuen, 22 Januari 2021
Negeri Para Pendongeng
Karya :
Muraz Riksi
Jalanan sepi
seperti tak ada penghuni
Ada anak
yang sedang sakit
Ada ibu yang
sedang bergadang menjaganya
Sang ayah
duduk di atas kursi kayu
Sesekali
terdengar suara kendaraan melaju
Dari jauh
terdengar halus
Dari dekat
terdengar bising
Langit
bergemuruh riuh
Di negeri
para pendongeng tak ada celah menolak kisruh
Tentang
bebasnya yang tangguh dan lemahnya buruh
Setiap malam
hanya ada doa dan keluh
Agar kaki
bisa melangkah jauh
Negeri Para
Pendongeng adalah tempatnya para pemikir
Banyak ide
lahir namun menjalankannya yang tak mahir
Bicara
santun dengan gagasan tak lagi culun
Semua dengan
tujuan membangun
Tentang
hasil yang masih nihil
Karena
maunya dimengerti tapi tak mau memahami kondisi
Menyalahkan
atasan seakan benar bawahan
Lupa bahwa
persoalannya ada di dalam diri kita
yang tak mau
lepas dari yang namanya bantuan…
Bireuen, 20 Juni 2021
***
Demikian puisi karya Muraz Riksi yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment