Puisi Cinta Romantis "Narasi Rindu Kala Hujan Bulan November" Puisi Kei Naz (Lentera Merindu)

Table of Contents


Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam kopi pahit...
Puisi merupakan ungkapan perasaan yang menggambarkan tentang cinta, kehidupan, bahagia, sedih, rindu dan alam. Oleh karenanya pada postingan ini, admin ingin membagikan puisi cinta romantis karya Kei Naz

Di bawah ini tersedia daftar isi puisi yang akan memudahkan untuk melihat dan membaca lebih banyak puisi karya Kei Naz lainnya.

Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis. Selamat membaca!.

Profil singkat penulis :
Facebook Kei Naz
Instagram Lentera Merindu

Puisi Sampah Kata


"HUJAN"

Oleh Kei Naz / Lentera Merindu


Hujan adalah belaian musim dingin yang memeluk rindu,

Adalah siraman kenangan yang membasahi relung waktu

Adalah tarian alam yang di bawah hentakannya aku pernah menghujankan namamu

Adalah petrikor yang menguarkan aroma harapan serupa pelangi


Hujan, sederas doa kunisbatkan dalam tangis

Gemuruh ini setengahnya sunyi yang meluluhkan jiwa hingga lantak

Sebagian hilang terbawa arus waktu

Namun sebanyak apa rinai menderas jatuh takkan menghapus seluruh jejakmu


"Aku mencintai hujan, selayak aku mencintai setiap gigil yang kau titipkan di tubuh puisiku."

Balikpapan, 11/10/2020



NOVEMBER

Kei Naz / Lentera Merindu


Seumpama tiada hujan menyinggahi relung tandus yang tak mengembuskan dahaga,  akankah kemarau sudi memberi setitik saja linang, demi membasuh ranggasnya dada yang kehilangan namamu.


Purnama malam ini,  mewartakan sunyi tanpa sedikitpun jejak kehadiranmu meski mungkin hanya sekelebat bayangan, menjamu puisi dengan bahasa kerinduan, menggenapkan kata-kata di bibir sunyi.


Adakah perjamuan masih menyisakan sedikit kehangatan sementara sukma telah kehilangan sehelai benangnya demi menutupi hati yang renta menunggu.


Lembar demi lembar,  telah kuhuni dari hari ke hari, hingga November ku jejaki.


Aku hanyalah ruh yang sunyi, kau titipi selaksa riuh, lalu kubiarkan segalaku luruh, menyandarkan kepingan hati menyeluruh, seluruhku tersentuh teduh.


Menunggu waktu menumbuhkan akar-akar harapan.


Dan akan kutuliskan satu dari sekian banyak keinginan yang meranting, bahwa namamu...  Hanya namamu saja yang ingin kupeluk erat,  mendekap takdir hingga tubir,  menggenggam rindu tanpa sedikitpun takut bila dunia akan memisahkan.


Di malam yang kuhiasi kenangan, izinkan aku menikmati lekuk kasihmu dalam indahnya lipatan ingatan.

Serupa apa kau akan hadir?

Biar kusambut dengan gelimang purnama,  di bawah cahaya bintang,  dalam dada yang akan menggemuruhkan kerinduanmu,  untukku.

Balikpapan, November 2019



“NARASI RINDU”

Oleh Kei Naz / Lentera Merindu


Di helai dedaunan yang jatuh, ada rindu yang tak terbaca waktu. Di bawah naungan langit jingga, luruh berserakan menuju ketiadaan.


Aku masih di sini, sendiri menikmati sunyi. Mata ini basah manakala kembali menapaki jejak perjalanan lampau, hanya kata-kata yang bisa kurangkai demi mewartakan kegelisahan ini padamu.


Bahwa ada secarik cinta nan lusuh selalu menunggumu pulang

Meski tiada kabar kau titipkan pada gemuruh hujan, walau madah-madah aksara tak jua kau kirimkan sebagai balasan atas penantian ini.


Telah kunisbatkan rindu selayak benang-benang kasih yang mengikat teguh seluruhku tuk setia menjaga hati, sebab jiwaku yang mencintaimu lebih basah dari aroma tanah retak yang semerbak dibasuh hujan.


Sedemikian hebat mantra rindu yang kau titipkan di sudut-sudut langit hatiku, hingga melangit jua doa-doa suciku meminta Tuhan menjatuhkanmu sebagai pena takdir, untuk kutuliskan kisah kita menjadi syair pemujaan kepadamu kekasih hati

----------

Balikpapan 26 September 2020


***
Demikian puisi karya Kei Naz yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini. 

(Catatan Penutup)

Mau tulisanmu dimuat di dalam Web Sampah Kata Seniman Bisu, baca artikel berikut ini >>> sampahkata.com

Mari kita bersilaturahmi dengan bergabung dalam grup WA, caranya klik langsung tautan undangan PENULIS AMATIRAN DARI PINGGIRAN...

Dengarkan Musikalisasi Puisi Cinta di Youtube Sampah Kata

Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment