Kumpulan Puisi Islami Terbaik "Sajadah, Tuhan Aku Kembali" Puisi Sil Sila Yusuf
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam kopi pahit...
Puisi merupakan ungkapan perasaan yang menggambarkan tentang cinta, kehidupan, bahagia, sedih, rindu dan alam. Oleh karenanya pada postingan ini, admin ingin membagikan Puisi Islami Terbaik karya Sil Sila Yusuf.
Di bawah ini tersedia daftar isi puisi yang akan memudahkan untuk melihat dan membaca lebih banyak puisi karya Sil Sila Yusuf lainnya.
Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis. Selamat membaca!.
Profil singkat penulis :
Facebook Sil Sila Yusuf
"TUHAN
AKU KEMBALI"
Karya Sil Sila Yusuf
adzan di
hatiku selalu berkumandang
mengajakku
menemukan Tuhan
di luar
pintu
di bawah
batu
di tangkai
melati
di rebung
bambu
di antara
sungai dan perigi
di gantungan
camilan
di selubung
nafsu
Tuhan
menunggu sujudku
riak air
mata menghidupi cinta berbunga
aku di
kelopaknya menunggu aroma
Sumenep,
2112020
"GURU
DI HATIKU"
Karya Sil Sila Yusuf
aku adalah
ruang gelap
merindu
pelita setiap saat
engkau
datang membawa alif yang ujungnya berapi
kau ajarkan
aku merapal sampai hafal Tuhan Esa yang kekal
alif kau
sandarkan di dinding gelapku menjadi lentera
kau ajarkan
aku huruf ba'
seperti
perahu kau dayung sampai pantai
aku kau
suguhkan pemandangan
pulau-pulau
mengapung di tengah lautan dan langit menghampar tanpa tiang
ruangku tak
lagi kosong dan petang
engkau
membuatnya seperti panggung pementasan
beberapa
merkuri dan lampion jadi penerang
aku selaiak
bintang
setiap dahan
memberi salam
"esok
kan kuajar kau melukis samudera dan beberapa keajaiban dunia," katamu
suatu ketika
nyatanya,
kau ajarkanku melukis segala
termasuk
masa depan yang niscaya
guru,
pelajaranmu
dahulu adalah bekalku sepanjang masa
dengan
biologi, aku mengerti, tanaman apa kan ku kebuni
dengan
geografi, aku waspada, kapan tidak seharusnya melakukan pelayaran
dengan
sosiologi, aku paham, sebab apa harus adaptasi
dengan
nahwu, kau ajar bilamana aku mabni
dengan
bahasa, aku tahu bagaimana mengamalkan lidahku
guru,
yang terang
dalam kegelapanku adalah lentera yang kau nyalakan
dahulu
membias selalu
terima
kasihku kepadamu
tanpa batas
kata
tanpa batas
angka
tanpa batas
masa
tak
terhitung seperti bintang
lukisanmu
yang tak pernah usang
Sumenep,
25112020
"MENYAMBUTMU,
KEKASIH"
Karya Sil Sila Yusuf
Ada yang
bergemuruh di udara
menunggu
seorang lelaki pemilik indah purnama dan mentari
setiap suara
menggema
setiap jiwa
bergetar menyebut namanya
setiap
kepala menunduk penuh bangga
baginda akan
tiba menyaksikan umat yang berseri muka
Ada
kehadiran yang tak biasa
senyum dan
aromanya luar biasa
lebih wangi
dari wewangian
lebih harum
dari harum-haruman
aroma hajar
aswad masih tak mampu menandinginya
Ada cahaya
yang tak biasa keluar dari hamburan barzenji
silau mata
tapi teduh terasa sampai relung dada
Ada cinta
yang tak biasa tiba-tibamenyalami, memeluk, mendekap
memenuhi
panggilan rindu pemujanya
senyumnya
susuk di kalbu
tak ada
sesuatu pun bergerak
semua
menatap kekasih yang satu
sampai
berlalu di ujung pintu
Allahku, aku
masih begitu rindu
sangat rindu
semakin
rindu
senantiasa
rindu
kekasih-Mu
Muhammad,
sanjung madahku
Sumenep,
24102020
"SAJADAH"
Karya Sil Sila Yusuf
gambar
ka'bah di sajadah memaksaku mengunjunginya tiap waktu
hijau warna
sajadahku di rumah
tapi di
masjid warna merah
takbirku
tentangnya
rukukku
tentangnya
sujudku
tentangnya
tahiyatku
tentangnya
shalatku
tentangnya yang digantung di atas gapura dan bunga bunga
memagarinya
dengan bentuk dan nama yang tak terkamuskan melainkan
sebagi
estetika penggoda iman
sajadahku
dilirik saudara yang kebetulan salat bersama
ingin
kuganti, tapi sajadah yang sama kutemui
gambarnya
sama-sama menyudutkan hati
suatu kali
aku ikut rombongan ziarah wali
sajadah di
masjidnya bergambar kubah
kuperhatikan
ketika fatihah
kujelajahi
dalam rukuk
kucium dalam
sujud
aromanya
sama
sama-sama
bau tanah dan iman mudah goyah
sajadah di
teras rumah
menghampar
gambar harimau
aku lari
dalam salatku
aku
terlempar di situ
menggelar
salat yang baru
baru keluar
dari khusukku
tumbang pula
di sajadah warna biru
sajadah,
kembalikan
salatku yang terampas dan terhempas
palingkan
wajahmu
sampai
kutemukan Tuhan dalam diriku lebih nyata dari wujudmu
Sumenep,
18102020
"SHALAT"
Karya Sil Sila Yusuf
Allahu Akbar
kubuka
dengan takbir dan niat tidak akan pergi meninggalkan
shalat
doa iftitah
kubaca dengan khidmat
lalu
alfatihah
aku mulai
mencari buku yang hilang tadi pagi di sekolah
al kafirun
tak
kutemukan dimanapun
Allahu Akbar
rukukku
meninggalkan area sekolah
pergi ke
pasar membeli mukenah dengan motif bunga mawar warna biru
sambil
menahan tawa aku i'tidal
bertemu
kawan lama namanya Ical
kuingat
ingat dia jago main football
Allahu Akbar
aku sujud
dengan hidung mengembang
bau apek
melemparku ke pencucian
soklin
deterjen dan hujan tak surut surut
Allahu Akbar
kuhempas
apek dalam perjalanan iftirosy
aku ingat
buku yang kucari dipinjam si wati
murid kelas
tiga SMP
Allahu Akbar
sujudku
berrencana akan membawa anak ke tukang pijet
kusiapkan
iming iming agar tak takut, kumainkan lonceng
Allahu Akbar
tahiyat
akhir aku lupa siang tadi ada rapat
padahal
beberapa usulan program telah aku catat
Assalamu'alaikum
mertuaku
minta ketela
akan
kugalikan esok usai shalat dhuha
Assalamu'alaikum
aku
beristighfar
shalatku
tiba tiba usai
tak sadar
berapa raka'at telah digelar
lagi lagi
aku lalai
meninggalkan
shalat sebelum usai
Sumenep,
3092020
"SHALAT 2"
Karya Sil
Sila Yusuf
Allahu Akbar
Kutegakkan
batang pohon dengan akarnya
tak
kubiarkan goyah meski angin berkali-kali menggoda
mengajakku
pulang ke muara
menjaring
udang dan garam madura
Perjalanan
panjang doa iftitah hingga fatihah memaksaku bertahan
Tuhan dalam
diriku begitu meyakinkan
aku
berkelana menemui-Nya dengan cinta semesta
kutinggalkan
mainan anakku yang berserakan di halaman
nafsu
mencoba menarikku ke sana, tapi aku telah syahdu bersama
Sang Rahman
Kubaca surat
al-Kafirun
bulir di
mataku perlahan turun
"aku
tidak menyembah Tuhan yang kamu sembah
bagimu
agamamu, bagiku agamaku"
hujan dan
gempa dalam diriku terjadi bersamaan rukukku
Allahu Akbar
Kubungkukkan
separuh badan
kupuji
keagungan Tuhan
darahku,
tulangku, uratku, kulitku: semua tundukkan kepongahan
tak ada yang
berani meninggalkan Tuhan
termasuk
kepentingan-kepentingan yang kuperjuangkan sebelum penyembahan
Allahu Akbar
I'tidal
menguatkan tekadku
darah
menjadi segar
kepala dalam
timbangan menjadi ringan
Ar-Rahim
bertambah dekatnya kepadaku
Allahu Akbar
kutundukkan
seluruh badan
amal tiada
kubawa
kegelisahan
kuhempas hingga sujudku benar-benar dalam pelukan
Tuhan dan
memuja-Nya tanpa mengharap imbalan
Allahu Akbar
aku
bersaksi, bahwa tiada Tuhan selain Allah, dan Muhammad adalah utusan Allah
kuucap untuk
menegaskan cintaku kepada-Nya
sebelum
akhirnya kupekik salam meninggalkan-Nya dalam ritual lima
putaran
Allahku, aku
masih merindukan-Mu
Sumenep,
5102020
"KEPERGIANMU
IBU"
Karya Sil Sila Yusuf
Kemarin,
senyum masih merekah di wajahmu
melukis
bianglala dan kunang-kunang beterbangan melewati jendela
telah
kukejar untuk kusimpan lanskap di sanubari
tapi mereka
menghilang di halaman
dan engkau
menyusul
pergi
tinggalkan kenangan
Kemarin,
engkau menasihatiku dengan rapi,
seperti yang
sering kau lakukan setiap hari
kudengarkan
engkau, tanpa tahu jika itu suara terakhirmu mengalun
di telingaku
melebihi keibuanmu
Seakan
bermimpi, aku tidur kehilangan pagi
kursi di
ruang tengah tak bergerak lagi
meja makan
tanpa selera
kasur
menjadi singa
dan rumah
kita kehilangan aroma
Ibu, jika
jam dinding di rumah kita jatuh dan runtuh angkanya
pasti aku
perbaiki
Tapi ini
bukan tentang retakan, bukan tentang pecahan
waktu ingin
engkau berhenti, menemui surgamu yang abadi
senjamu
telah indah dengan mega yang melutup seperti kembang api
Terlalu
cepat rasanya, tapi aku bisa apa?
Jika
pemilikmu yang sempurna, menginginkanmu meninggalkan segala
luka di
balai balai tempat tidur, di bawah matahari, dan di
setiap deru
napasmu
sakit itu
masih terasa di dadaku
sebab engkau
darahku
yang
mengalir tetesan rindu
engkau
darah, yang menanamiku cinta setiap waktu
engkau mata
air, air matamu kekuatanku
Sumenep,
12092020
***
Demikian puisi karya Sil Sila Yusuf yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
(Catatan Penutup)
Mau tulisanmu dimuat di dalam Web Sampah Kata Seniman Bisu, baca artikel berikut ini >>> sampahkata.com.
Mari kita bersilaturahmi dengan bergabung dalam grup WA, caranya klik langsung tautan undangan PENULIS AMATIRAN DARI PINGGIRAN...
Dengarkan Musikalisasi Puisi Cinta di Youtube Sampah Kata
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment