Kumpulan Puisi Cinta "Aku dan Kebohonganmu" Puisi Karya Ridwan Saputra

Table of Contents

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Salam kopi pahit...
Puisi merupakan ungkapan perasaan yang menggambarkan tentang cinta, kehidupan, bahagia, sedih, rindu dan alam.
Oleh karenanya pada postingan ini, admin ingin membagikan puisi karya RIDWAN SAPUTRADalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis.

Kumpulan Puisi Cinta "Aku dan Kebohonganmu" Puisi Karya Ridwan Saputra
Sumber Gambar : pixabay.com


"REUNI TERAKHIR"
Karya Ridwan Saputra

Setelah sekian lama berpisah meninggalkan kenangan yang pernah ada.

Melangkah bersama cinta yang baru.

Sunggu aku tak menyangka, tuhan pertemukan kita walau dalam keadaan yang berbeda.

Kini telah kau temui dia sebagai belahan jiwa.

Setelah  lama ku harus meninggalkan mu untuk dirinya.

Sungguh ku tak menyangka walau telah sekian lama, tapi getaran itu masih ada.

Mungkinkah masih ada cinta yang tersisa?

Ku tutup mata ini biar tak kau lihat air bening yang menepi dipelopak mata.

Dan biar tak ku lihat tatapan matamu yang penuh kecewa.

Akan cinta yang pernah landas diantara kita.

Sungguh ku tak menyangka  masih kau ungkap kecewa.

Karena takdir yang tak memilihmu.

Kau ingatkan aku pada setiap masa yang pernah kita lalui bersama.

Dan tak satu pun yang kau lupa, sedangkan aku telah menguburnya.

Malam ini takdir pertemukan kita lagi, namun untuk yang terahir kalinya.

Ku tak menyesali perpisahan kita, karena aku telah bersamanya.

kini kaupun kau telah berdua, tapi ku baru merasa bersalah, selama ini kau luka dan kecewa.

Maafkan kasih maafkan sayang.

Semoga kau bahagia bersamanya, karena takdir yang tak menyatuhkan kita.


"KESAMAAN YANG MEMISAHKAN"

 Karya Ridwan Saputra

Perpisahan adalah akhir dari pertemuan.

Air mata menjadi penanda luka.

Perpisahan terjadi diantara kita.

Walaupun ku sangat mencintaimu.

Tapi tak sedikitpun bathin ku bisa merasa.

Kalau kita bisa bersama selamanya.

Banyak persamaan diantara kita.

Namun ada satu kesamaan yang memisahkan.

Egomu dan Egoku.

Telah menghancurkan perasaan yang sama sama mencintai.

Menoreh luka diatas kata yang tak semestinya.

Setinggi Engkau menaikkan Egomu.

Setinggi itu pula Aku menaikkan Egoku.

Sedangkan api dengan api akan membara.

Begitu pula cinta kita.

Terbakar kemudian membara, lalu padam menjadi abu ditiup angin.

Pernah kita berjauhan, ada rindu dalam kesepian.

Namun tetap saja ada permasalahan.

Yang menggores luka dalam kesenduan.

Takdir tak ingin menyatuhkan kita.

Walau telah dipertemukan.

Cinta juga tak sebesar amarah.

Tak setinggi Ego diatas kepala.

Rindupun tak sedalam kebencian yang tumbuh diatas luka.


"JASAMU BUNDA"

 Karya Ridwan Saputra

Bunda...

Hangatnya mentari tak sehangat pelukanmu.

Lembutnya sutra tak selembut belaianmu.

Suaramu tak semerdu para diva.

Namun nyanyian kecil dari bibirmu mampu melelapkanku.

Mengantarkan kedunia mimpi yang indah.

Bunda.

Sinar matamu adalah cahaya jiwa.

Senyummu adalah keindahan.

Keindahan yang tak akan pernah disapu zaman.

Bunda.

Begitu besar jasamu.

Intan berlian takkan mampu membayar pengorbananmu.

Nyawamu sanggup kau pertaruhkan demi anakmu.

Cinta karena Allah.

Bunda.

Doa mu selalu menyertaiku.

Terselip harapan dalam hatimu.

Kebahagian kelak menjadi milik ku.

Bunda.

Hanya rasa bangga yang kau rasa.

Bukan bayaran yang kau inginkan.

Kelak aku telah dewasa bersama kesuksesan.

Bunda...

Kau lah permata, Kau lah cahaya.

Yang tak akan pernah padam, Selalu ada dalam hatiku.

Kenangan terindah sepanjang masa, Kehangatan yang selalu kurindu.

Peluk ciummu yang memanjakan ku.

Aku cinta pada mu.

Bunda.


"INI ADALAH HIDUP"

 Karya Ridwan Saputra

Ku bernyanyi bukan karena suaraku merdu.

Ku bersajak bukan karena ku pujangga.

Tapi ku bernyanyi karena rasa.

Rasa yang tak menentu.

Semua telah bercampur menjadi satu.

Dalam tawa ada air mata.

Tangisan tak selamanya duka.

Harapan menjadi kegagalan.

Cinta yang berbuah rindu.

Cinta juga yang sering menimbulkan penyiksaan.

Kesedihan dan bahagia silih berganti.

Seakan berpacu untuk saling mengusai diri.

Dalam kesendirian yang sepi ku coba renungkan semuanya.

Nyamuk kecil berdengung menyadarkan ku dari lamunan.

Dan ku sadar ini adalah hidup.

Jalan yang penuh lika liku, dihiasi banyak warna.

Putih yang menerang kan hitam yang menyelimuti.

Merah, kuning, hijau, dan lainnya menjadi bagian yang takkkan terpisakan.

Ini adalah hidup yang tetap dijalani.

Karena berhentipun takkan memberi arti.

Ini adalah hidup yang harus di perjuangkan.

This is life...


"HANYALAH SEBUAH MIMPI"

 Karya Ridwan Saputra

Hatiku berbunga-bunga hari ini...

Kelembutan embun turun bagaikan bidadari yang datang menyapaku...

Anggrek tumbuh berkembang menghiasi rumahku...

Baunya yang wangi membuatku terpesona...

Ingin ku menggapai dan memetiknya...

Tapi apalah dayaku...

Bunga yang sudah dipagari kawat berduri...

Yang tak mungkin ku miliki...

Hanya bisa memandang dari kejauhan...

Terselip sebuah harapan...

Harapan yang tak mungkin jadi kenyataan...

Tapi apalah dayaku...

Apa yang ku rasakan itu hanyalah sebuah mimpi...

Mimpi yang datang diwaktu pagi...

Mimpi itu hanyalah datang seketika...

Dan ku berharap mimpi itu menjadi kenyataan...

Kenyataan yang pernah ku rasakan...

Semoga Tuhan memberikan jalan untuk menggapai impian...


"PERTEMUAN TERHALANG WAKTU"

 Karya Ridwan Saputra

Gunung Marapi dan Gunung Talang masih sanggup ku daki.

Lembah dan gurun masih sanggup ku lalui.

Walaupun banyak rintangan yang ku jalani.

Untuk sampai ke tujuan.

Ada satu hal yang masih belum bisa ku kunjungi.

Menemui dia yang pujaan hati.

Walaupun jarak tak terlalu jauh.

Tapi banyak cobaan yang ku rasakan.

Hingga belum bisa menemui nya.

Disetiap usaha, ku iringi dengan doa.

Rintihan tangis dalam hati ku.

Selalu berharap bertemu dia.

Semoga tuhan mempertumukan kita.

Walaupun tak tahu kapan waktunya.

Seperti Adam dan Siti hawa.

Yang dipertemukan di Padang Arafah.

Sampai badan berpisah dengan nyawa.

Begitulah kisah cinta mereka.

Yang diingat anak cucunya.


"UNTUK APA AKU HIDUP"

 Karya Ridwan Saputra

Entah apalagi yang mesti ku ucapkan, semuanya seakan tertahan dalam rongga dada.

Jiwaku semakin sepi, rasaku seakan hampir mati.

Hidupku, perasaanku, hatiku, semuanya terasa begitu rumit.

Entah pada siapa harus ku adukan semua ini.

Seolah tak ada yang mengerti dengan ku atau mungkin aku yang terlalu bodoh menjalani hidup ini.

Hidup ku tak pernah lepas dari masalah, kesusahan, dan kesedihan tak pernah lepas dari diri ku.

Diantara gelak tawa yang sesekali menyapa ku masih saja terselip kesedihan atau kegelisahan.

Bahkan juga ada orang yang tanpa segan mengatakan bahwa aku lahir dan hidup di dunia ini hanyalah untuk menderita.

Oh begitu nyatanyakah penderitaan ku ini hingga orang lain mampu melihatnya.

Tidak hanya aku yang merasakannya.

Sering ku bertanya dalam hati ku.

Apakah Aku manusia yang paling bodoh menjalani kehidupan ini?

Apakah aku manusia yang paling berdosa, hingga tuhan marah?

Mmm... Jiwaku letih, aku lelah, semuanya begitu sulit.

Bukan aku tak punya cita cita.

Bukan aku tak punya impian dan harapan, tapi apalah daya ku.

Setiap rencana dan harapan ku selalu kandas, selalu saja ada yang menghalangi.

Impian dan cita-cita ku hanya mampu kuraih dalam angan dan hayalan.

Dunia nyata begitu sulit untuk ku.

Langkah ku untuk menggapai semua impian itu seperti berada di jurang yang dalam.

Dikelilingi bebatuan terjal, tak ada tempat ku bergantung.

Jika berdoa pun pada Tuhan.

Itu mungkin hanya permohonan ampunan dan tenang menanti kematian.

Begitulah sekiranya hidup yang ku jalani.

Aku tak bisa lari dari kenyataan hidup ini.

Semua tetap akan kujalani.

Sampai batas waktu itu tiba.


"ZILVANA SI GADIS KECIL"

 Karya Ridwan Saputra

Tak ada lagi ketulusan yang tampak dari senyuman bibir mungil itu.

Meskipun gelak tawa masih mampu keluar dari bibirnya.

Namun tak ada yang membekas kan kebahagiaan.

Wajah bulat gadis remaja bertubuh kecil itu.

Dahulunya memancarkan pesonanya sendiri.

Dengan porsi wajah yang terbilang tak cantik, namun sering dipuji orang sebagai gadis berparas manis.

Masa remaja memanglah masa masa terindah yang pernah dilewati dalam kehidupan ini.

Meski terkadang harus melawan kerasnya kehidupan.

Tapi kebahagiaan itu tetap akan datang dari arah mana saja.

Dan banyak hal yang akan berubah dari setiap orangnya.

Banyak hal hal baru yang akan dijumpai dan dirasakan.

Satu hal yang tak asing lagi dalam pembicaraan.

Dari yang muda sampai yang tua.

Bahkan anak kecil sekalipun telah ikut membicarakannya.

Walau mungkin mereka hanya ikut ikutan mengucapkannya.

Tanpa tau arti yang sebenarnya.

Cinta ya cinta...

Satu kata yang memiliki banyak makna.

Satu kata yang memiliki banyak warna.

Bahkan satu kata ini pula yang mampu untuk mengubah.

Zilvana, si gadis kecil yang tegar.

Hidup ditengah keluarga yang sederhana.

Dengan implan dan cita-cita yang terpendam dihatinya.

Ia harus melawan kerasnya kehidupan.

Kehadirannya yang tak begitu diinginkan.

Sang ibu membuatnya sering merasa tertekan.

Ayah yang menjadi sandaran dan tumpuan.

Tempat berbagi juga tak bisa ia jumpai setiap hari.


"AKU DAN KEBOHONGANMU"

 Karya Ridwan Saputra

Telah lengkap semua kebohongan yang kau ciptakan.

Hatiku hancur luluh lantak.

Satu persatu fakta tentang mu terungkap begitu saja.

Sungguh engkau adalah manusia bertopeng yang telah menipu perasaan ku.

Jika memang harus berpisah.

Walau dengan waktu yang begitu singkat dalam kebersamaan.

Ku anggap ini sebuah takdir yang harus ku terima.

Mungkin kau tak mengerti arti sebuah hubungan.

Sehingga harga kebohongan yang bisa kau berikan.

Aku selalu berusaha menjadi seperti yang kau mau.

Aku selalu menerima setiap keadaan mu.

Tapi kau hanya bisa menghianati.

Tanpa pernah kau hargai apa yang pernah ku lakukan untuk mu.

Mungkin juga aku tak akan pernah bisa menjadi yang terbaik untuk mu.

Aku mungkin tak akan pernah bisa membahagiakan mu.

Aku juga sudah tak mengerti jalan pikiran mu.

Dan kau selalu memberi ruang jarak antara kita.

Sehingga aku tak bisa masuk lebih jauh dalam kehidupan mu.

Aku hanya bisa mengenal mu saat kau berada di samping ku.

Saat engkau beranjak, aku seakan hanya sendiri.

Dan kau tak ingin ku usik bila langkah mu telah beranjak dari samping ku.

Dengan perasaan yang kau pendam dan tak ku ketahui.

Kau tak membawa ku kedalam kehidupan mu yang sesungguhnya.

Aku hanya terdiam dalam menantikan mu.

Kegelisahan sering menyiksa ku.

Dan kesetiaan ku ternyata berbuah kebohongan.

Kebohongan yang kau berikan padaku.

Dharmasraya, Sumatera Barat


"MANUSIA TANPA PENYESALAN"

 Karya Ridwan Saputra

Engkau Dilahirkan Dalam Keadaan Suci.

Seperti Embun Yang Turun Dipagi Hari.

Bagaikan Hujan Turun Yang Menyejukkan Bumi.

Ketika Itu Air Mata Mengalir Penuh Bahagia.

Kedatangan Engkau Lahir Ke Dunia.

Kasih Sayang Yang Penuh Cinta.

Engkau Dibesarkan Hingga Dewasa.

Penuh Harapan Dengan Cinta.

Agar Engkau Menjadi Manusia Yang Berguna.

Menjadi Petugas Pengiriman Doa Untuk Mereka.

Sungguh Tak Menduga.

Engkau Buat Mereka Kecewa.

Sekarang Mereka Sudah Tiada.

Apalah Daya Mereka.

Dalam Kubur Berharap Engkau Mendoakannya.

Sungguh Mereka Kecewa.

Karena Engkau Yang Salah Langkah.

Sehingga Engkau Tak Pernah Merasa Bersalah.

Menikmati Hidup Yang Penuh Dosa.

Sampai Engkau Mengendap Dipenjara.

Ulah Engkau Yang Tak Mau Berubah.

Bertaubat Pada Yang Kuasa.


"CURAHAN HATI YANG PENUH RATAPAN"

 Karya Ridwan Saputra

Hidup bukanlah pelarian.

Hidup itu sebuah perjalanan.

Perjalanan yang penuh adegan.

Kita hanyalah sebagai peran.

Yang diatur dalam rencana Tuhan.

Menjalani peren yang telah disediakan.

Tak semudah yang kau bayangkan.

Mungkin mudah peran yang kau lakukan.

Mungkin juga berat peran yang ku lakukan.

Jika kau tak suka hidup susah.

Jangan kau anggap aku suka.

Karena kau Orang yang berada.

Dan aku orang yang tak punya.

Aku bukanlah anak orang kaya.

Yang selalu bisa mendapatkan apa yang diinginkan.

Ku teteskan keringat, ku pacu semangat untuk mendapatkannya.

Tapi tak semudah yang kau kira.

Aku selalu berusaha untuk merubah keadaan.

Tapi tak pasti bisa dicapai apa yang ku inginkan.

Karena Tuhan yang tak mengizinkan.

Hargailah apa yang ku lakukan.

Walaupun itu mudah bagi mu.

Mungkin berat bagi ku.

Jangan salahkan aku yang tak bisa mengikuti keinginan mu.

Bukan aku tak mau.

Karena aku belum mampu.

***
Demikian puisi karya Ridwan Saputra yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini. 

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment