Kumpulan Puisi Cinta "Aku dan Kebohonganmu" Puisi Karya Ridwan Saputra
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Salam kopi pahit...
Puisi merupakan ungkapan perasaan yang menggambarkan tentang cinta, kehidupan, bahagia, sedih, rindu dan alam.
Oleh karenanya pada postingan ini, admin ingin membagikan puisi karya RIDWAN SAPUTRA. Dalam hal ini admin menekankan bahwa sumber tulisan dan hak cipta sepenuhnya milik penulis.
"REUNI
TERAKHIR"
Karya Ridwan Saputra
Setelah
sekian lama berpisah meninggalkan kenangan yang pernah ada.
Melangkah
bersama cinta yang baru.
Sunggu aku
tak menyangka, tuhan pertemukan kita walau dalam keadaan yang berbeda.
Kini telah
kau temui dia sebagai belahan jiwa.
Setelah lama ku harus meninggalkan mu untuk dirinya.
Sungguh ku
tak menyangka walau telah sekian lama, tapi getaran itu masih ada.
Mungkinkah
masih ada cinta yang tersisa?
Ku tutup
mata ini biar tak kau lihat air bening yang menepi dipelopak mata.
Dan biar tak
ku lihat tatapan matamu yang penuh kecewa.
Akan cinta
yang pernah landas diantara kita.
Sungguh ku
tak menyangka masih kau ungkap kecewa.
Karena
takdir yang tak memilihmu.
Kau ingatkan
aku pada setiap masa yang pernah kita lalui bersama.
Dan tak satu
pun yang kau lupa, sedangkan aku telah menguburnya.
Malam ini
takdir pertemukan kita lagi, namun untuk yang terahir kalinya.
Ku tak
menyesali perpisahan kita, karena aku telah bersamanya.
kini kaupun
kau telah berdua, tapi ku baru merasa bersalah, selama ini kau luka dan kecewa.
Maafkan
kasih maafkan sayang.
Semoga kau
bahagia bersamanya, karena takdir yang tak menyatuhkan kita.
"KESAMAAN
YANG MEMISAHKAN"
Karya Ridwan Saputra
Perpisahan
adalah akhir dari pertemuan.
Air mata
menjadi penanda luka.
Perpisahan
terjadi diantara kita.
Walaupun ku
sangat mencintaimu.
Tapi tak sedikitpun
bathin ku bisa merasa.
Kalau kita
bisa bersama selamanya.
Banyak
persamaan diantara kita.
Namun ada
satu kesamaan yang memisahkan.
Egomu dan
Egoku.
Telah
menghancurkan perasaan yang sama sama mencintai.
Menoreh luka
diatas kata yang tak semestinya.
Setinggi
Engkau menaikkan Egomu.
Setinggi itu
pula Aku menaikkan Egoku.
Sedangkan
api dengan api akan membara.
Begitu pula
cinta kita.
Terbakar
kemudian membara, lalu padam menjadi abu ditiup angin.
Pernah kita
berjauhan, ada rindu dalam kesepian.
Namun tetap
saja ada permasalahan.
Yang menggores
luka dalam kesenduan.
Takdir tak
ingin menyatuhkan kita.
Walau telah
dipertemukan.
Cinta juga
tak sebesar amarah.
Tak setinggi
Ego diatas kepala.
Rindupun tak
sedalam kebencian yang tumbuh diatas luka.
"JASAMU
BUNDA"
Karya Ridwan Saputra
Bunda...
Hangatnya mentari
tak sehangat pelukanmu.
Lembutnya
sutra tak selembut belaianmu.
Suaramu tak
semerdu para diva.
Namun
nyanyian kecil dari bibirmu mampu melelapkanku.
Mengantarkan
kedunia mimpi yang indah.
Bunda.
Sinar matamu
adalah cahaya jiwa.
Senyummu
adalah keindahan.
Keindahan
yang tak akan pernah disapu zaman.
Bunda.
Begitu besar
jasamu.
Intan
berlian takkan mampu membayar pengorbananmu.
Nyawamu
sanggup kau pertaruhkan demi anakmu.
Cinta karena
Allah.
Bunda.
Doa mu
selalu menyertaiku.
Terselip
harapan dalam hatimu.
Kebahagian
kelak menjadi milik ku.
Bunda.
Hanya rasa
bangga yang kau rasa.
Bukan
bayaran yang kau inginkan.
Kelak aku telah
dewasa bersama kesuksesan.
Bunda...
Kau lah
permata, Kau lah cahaya.
Yang tak
akan pernah padam, Selalu ada dalam hatiku.
Kenangan
terindah sepanjang masa, Kehangatan yang selalu kurindu.
Peluk ciummu
yang memanjakan ku.
Aku cinta
pada mu.
Bunda.
"INI
ADALAH HIDUP"
Karya Ridwan Saputra
Ku bernyanyi
bukan karena suaraku merdu.
Ku bersajak
bukan karena ku pujangga.
Tapi ku
bernyanyi karena rasa.
Rasa yang
tak menentu.
Semua telah
bercampur menjadi satu.
Dalam tawa
ada air mata.
Tangisan tak
selamanya duka.
Harapan
menjadi kegagalan.
Cinta yang
berbuah rindu.
Cinta juga
yang sering menimbulkan penyiksaan.
Kesedihan
dan bahagia silih berganti.
Seakan berpacu
untuk saling mengusai diri.
Dalam
kesendirian yang sepi ku coba renungkan semuanya.
Nyamuk kecil
berdengung menyadarkan ku dari lamunan.
Dan ku sadar
ini adalah hidup.
Jalan yang
penuh lika liku, dihiasi banyak warna.
Putih yang
menerang kan hitam yang menyelimuti.
Merah,
kuning, hijau, dan lainnya menjadi bagian yang takkkan terpisakan.
Ini adalah
hidup yang tetap dijalani.
Karena berhentipun
takkan memberi arti.
Ini adalah hidup
yang harus di perjuangkan.
This is
life...
"HANYALAH
SEBUAH MIMPI"
Karya Ridwan Saputra
Hatiku
berbunga-bunga hari ini...
Kelembutan
embun turun bagaikan bidadari yang datang menyapaku...
Anggrek
tumbuh berkembang menghiasi rumahku...
Baunya yang
wangi membuatku terpesona...
Ingin ku
menggapai dan memetiknya...
Tapi apalah
dayaku...
Bunga yang sudah
dipagari kawat berduri...
Yang tak
mungkin ku miliki...
Hanya bisa
memandang dari kejauhan...
Terselip
sebuah harapan...
Harapan yang
tak mungkin jadi kenyataan...
Tapi apalah
dayaku...
Apa yang ku
rasakan itu hanyalah sebuah mimpi...
Mimpi yang
datang diwaktu pagi...
Mimpi itu
hanyalah datang seketika...
Dan ku
berharap mimpi itu menjadi kenyataan...
Kenyataan
yang pernah ku rasakan...
Semoga Tuhan
memberikan jalan untuk menggapai impian...
"PERTEMUAN
TERHALANG WAKTU"
Karya Ridwan Saputra
Gunung
Marapi dan Gunung Talang masih sanggup ku daki.
Lembah dan
gurun masih sanggup ku lalui.
Walaupun banyak
rintangan yang ku jalani.
Untuk sampai
ke tujuan.
Ada satu hal
yang masih belum bisa ku kunjungi.
Menemui dia
yang pujaan hati.
Walaupun
jarak tak terlalu jauh.
Tapi banyak
cobaan yang ku rasakan.
Hingga belum
bisa menemui nya.
Disetiap
usaha, ku iringi dengan doa.
Rintihan
tangis dalam hati ku.
Selalu
berharap bertemu dia.
Semoga tuhan
mempertumukan kita.
Walaupun tak
tahu kapan waktunya.
Seperti Adam
dan Siti hawa.
Yang
dipertemukan di Padang Arafah.
Sampai badan
berpisah dengan nyawa.
Begitulah
kisah cinta mereka.
Yang diingat
anak cucunya.
"UNTUK
APA AKU HIDUP"
Karya Ridwan Saputra
Entah
apalagi yang mesti ku ucapkan, semuanya seakan tertahan dalam rongga dada.
Jiwaku
semakin sepi, rasaku seakan hampir mati.
Hidupku,
perasaanku, hatiku, semuanya terasa begitu rumit.
Entah pada siapa
harus ku adukan semua ini.
Seolah tak
ada yang mengerti dengan ku atau mungkin aku yang terlalu bodoh menjalani hidup
ini.
Hidup ku tak
pernah lepas dari masalah, kesusahan, dan kesedihan tak pernah lepas dari diri
ku.
Diantara
gelak tawa yang sesekali menyapa ku masih saja terselip kesedihan atau
kegelisahan.
Bahkan juga
ada orang yang tanpa segan mengatakan bahwa aku lahir dan hidup di dunia ini
hanyalah untuk menderita.
Oh begitu
nyatanyakah penderitaan ku ini hingga orang lain mampu melihatnya.
Tidak hanya
aku yang merasakannya.
Sering ku
bertanya dalam hati ku.
Apakah Aku
manusia yang paling bodoh menjalani kehidupan ini?
Apakah aku
manusia yang paling berdosa, hingga tuhan marah?
Mmm...
Jiwaku letih, aku lelah, semuanya begitu sulit.
Bukan aku
tak punya cita cita.
Bukan aku
tak punya impian dan harapan, tapi apalah daya ku.
Setiap
rencana dan harapan ku selalu kandas, selalu saja ada yang menghalangi.
Impian dan
cita-cita ku hanya mampu kuraih dalam angan dan hayalan.
Dunia nyata
begitu sulit untuk ku.
Langkah ku
untuk menggapai semua impian itu seperti berada di jurang yang dalam.
Dikelilingi
bebatuan terjal, tak ada tempat ku bergantung.
Jika berdoa
pun pada Tuhan.
Itu mungkin
hanya permohonan ampunan dan tenang menanti kematian.
Begitulah sekiranya
hidup yang ku jalani.
Aku tak bisa
lari dari kenyataan hidup ini.
Semua tetap
akan kujalani.
Sampai batas
waktu itu tiba.
"ZILVANA
SI GADIS KECIL"
Karya Ridwan Saputra
Tak ada lagi
ketulusan yang tampak dari senyuman bibir mungil itu.
Meskipun
gelak tawa masih mampu keluar dari bibirnya.
Namun tak
ada yang membekas kan kebahagiaan.
Wajah bulat
gadis remaja bertubuh kecil itu.
Dahulunya
memancarkan pesonanya sendiri.
Dengan porsi
wajah yang terbilang tak cantik, namun sering dipuji orang sebagai gadis
berparas manis.
Masa remaja
memanglah masa masa terindah yang pernah dilewati dalam kehidupan ini.
Meski
terkadang harus melawan kerasnya kehidupan.
Tapi
kebahagiaan itu tetap akan datang dari arah mana saja.
Dan banyak
hal yang akan berubah dari setiap orangnya.
Banyak hal
hal baru yang akan dijumpai dan dirasakan.
Satu hal
yang tak asing lagi dalam pembicaraan.
Dari yang
muda sampai yang tua.
Bahkan anak
kecil sekalipun telah ikut membicarakannya.
Walau
mungkin mereka hanya ikut ikutan mengucapkannya.
Tanpa tau
arti yang sebenarnya.
Cinta ya
cinta...
Satu kata
yang memiliki banyak makna.
Satu kata
yang memiliki banyak warna.
Bahkan satu
kata ini pula yang mampu untuk mengubah.
Zilvana, si
gadis kecil yang tegar.
Hidup ditengah
keluarga yang sederhana.
Dengan
implan dan cita-cita yang terpendam dihatinya.
Ia harus
melawan kerasnya kehidupan.
Kehadirannya
yang tak begitu diinginkan.
Sang ibu membuatnya
sering merasa tertekan.
Ayah yang
menjadi sandaran dan tumpuan.
Tempat
berbagi juga tak bisa ia jumpai setiap hari.
"AKU
DAN KEBOHONGANMU"
Karya Ridwan Saputra
Telah lengkap semua kebohongan yang kau ciptakan.
Hatiku
hancur luluh lantak.
Satu persatu
fakta tentang mu terungkap begitu saja.
Sungguh
engkau adalah manusia bertopeng yang telah menipu perasaan ku.
Jika memang
harus berpisah.
Walau dengan
waktu yang begitu singkat dalam kebersamaan.
Ku anggap
ini sebuah takdir yang harus ku terima.
Mungkin kau
tak mengerti arti sebuah hubungan.
Sehingga
harga kebohongan yang bisa kau berikan.
Aku selalu
berusaha menjadi seperti yang kau mau.
Aku selalu
menerima setiap keadaan mu.
Tapi kau
hanya bisa menghianati.
Tanpa pernah
kau hargai apa yang pernah ku lakukan untuk mu.
Mungkin juga
aku tak akan pernah bisa menjadi yang terbaik untuk mu.
Aku mungkin
tak akan pernah bisa membahagiakan mu.
Aku juga
sudah tak mengerti jalan pikiran mu.
Dan kau
selalu memberi ruang jarak antara kita.
Sehingga aku
tak bisa masuk lebih jauh dalam kehidupan mu.
Aku hanya
bisa mengenal mu saat kau berada di samping ku.
Saat engkau
beranjak, aku seakan hanya sendiri.
Dan kau tak
ingin ku usik bila langkah mu telah beranjak dari samping ku.
Dengan
perasaan yang kau pendam dan tak ku ketahui.
Kau tak
membawa ku kedalam kehidupan mu yang sesungguhnya.
Aku hanya
terdiam dalam menantikan mu.
Kegelisahan
sering menyiksa ku.
Dan
kesetiaan ku ternyata berbuah kebohongan.
Kebohongan
yang kau berikan padaku.
Dharmasraya,
Sumatera Barat
"MANUSIA
TANPA PENYESALAN"
Karya Ridwan Saputra
Engkau
Dilahirkan Dalam Keadaan Suci.
Seperti
Embun Yang Turun Dipagi Hari.
Bagaikan Hujan
Turun Yang Menyejukkan Bumi.
Ketika Itu Air
Mata Mengalir Penuh Bahagia.
Kedatangan
Engkau Lahir Ke Dunia.
Kasih Sayang
Yang Penuh Cinta.
Engkau
Dibesarkan Hingga Dewasa.
Penuh
Harapan Dengan Cinta.
Agar Engkau
Menjadi Manusia Yang Berguna.
Menjadi
Petugas Pengiriman Doa Untuk Mereka.
Sungguh Tak
Menduga.
Engkau Buat
Mereka Kecewa.
Sekarang
Mereka Sudah Tiada.
Apalah Daya
Mereka.
Dalam Kubur
Berharap Engkau Mendoakannya.
Sungguh
Mereka Kecewa.
Karena
Engkau Yang Salah Langkah.
Sehingga Engkau
Tak Pernah Merasa Bersalah.
Menikmati
Hidup Yang Penuh Dosa.
Sampai
Engkau Mengendap Dipenjara.
Ulah Engkau
Yang Tak Mau Berubah.
Bertaubat
Pada Yang Kuasa.
"CURAHAN
HATI YANG PENUH RATAPAN"
Karya Ridwan Saputra
Hidup
bukanlah pelarian.
Hidup itu
sebuah perjalanan.
Perjalanan
yang penuh adegan.
Kita hanyalah
sebagai peran.
Yang diatur
dalam rencana Tuhan.
Menjalani
peren yang telah disediakan.
Tak semudah
yang kau bayangkan.
Mungkin
mudah peran yang kau lakukan.
Mungkin juga
berat peran yang ku lakukan.
Jika kau tak
suka hidup susah.
Jangan kau
anggap aku suka.
Karena kau
Orang yang berada.
Dan aku
orang yang tak punya.
Aku bukanlah
anak orang kaya.
Yang selalu
bisa mendapatkan apa yang diinginkan.
Ku teteskan
keringat, ku pacu semangat untuk mendapatkannya.
Tapi tak
semudah yang kau kira.
Aku selalu berusaha
untuk merubah keadaan.
Tapi tak
pasti bisa dicapai apa yang ku inginkan.
Karena Tuhan
yang tak mengizinkan.
Hargailah
apa yang ku lakukan.
Walaupun itu
mudah bagi mu.
Mungkin
berat bagi ku.
Jangan
salahkan aku yang tak bisa mengikuti keinginan mu.
Bukan aku
tak mau.
Karena aku belum mampu.
***
Demikian puisi karya Ridwan Saputra yang dikirim oleh penulis untuk dimuat dalam web ini.
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment