SMK Nusantara Bagian 5 Cerbung Kutitip Rindu Untuk Ayah Karya Nova Elvira
BAGIAN 5 “SMK NUSANTARA”
#Halaman 15
SMK
Nusantara adalah SMK yang dipilihkan sebagai jenjang pendidikan yang terbaik
untuk ku bagi mereka. Walau sesungguhnya keinginan hati kecilku hanya
menginginkan skolah SMA biasa pada umumnya. Walau berat hati menerima keputusan
dari mereka aku tetap berusaha mengikuti keinginan mereka. Toh apapun jenjang
pendidikan yang kita tempuh tetaplah bertujuan baik untuk masadepan ku nanti.
Di smk nusantara ini memiliki 4 jurusan pendidikan.
Mulai dari
busana,kecantikan,perhotelan serta tata boga. Aku memilih jurusan tata busana
itupun sesuai yang mereka anjurkan dan walau aku blum begitu memahami
pembelajaran yang akan ku terima namun aku juga akan mencoba mencintai
pendidikan yang sudah ku pilih. Masa senggang pndaftaran ini membuat hatiku
sangat sunyi berdiam diri di rumah tanpa bertemu teman. Tapi semua itu bisa ku
hapuskan dengan mendengarkan suara sang senandungku new boyz.
Hari ini
hari pendaftaran sekolah di mulai, Aku dengan iklas melangkah mendaftarkan diri
untuk menjadi siswi di smk nusantara. Tanpa ragu aku datang dan mengisi
formulis serta melengkapi surat_surat yang di butuh kan. Suasana lingkungan
sekolah ini tersa bersahabat dan tenang karena belum begitu bnyak yang datang
untuk mendaftar maupun guru masih rada sepi.seusai mengisi formulir ku
sempatkan untuk melihat_lihat denah ruangan yang ada. Mulai dari
perpustakaan,musola,kantin dan kelas_kelas yang begitu banyak ruangannya.
Di saat aku
melewati perpustakaan kangjah ku terhenti sejenak. Bola mata ku terpedaya pada
sebuah papan segi empat yang tergantung di antara dua tiang yang ter sabdar di
dinding. Papab itu di hiasi sangat menarik dengan pernak pernik simpulan
origami. Perlahan ku dekati papan itu dan tertera bnyak sajak di origami yang
indah itu. Seakan kertas origami itu tersenyum bahagia karena di hiasi
kata_kata Indah. Walau berbagai suasana hati yang terlukiskan di setiap
kalimatnya. Lama ku tertegun di papan yang di penuhi origami itu.
Menikmati
kalimat demi kalimat sajak itu. Aku merasakan ketenangan,kedamaian saat
membacanya. Sama seperti saat aku menikmati suara sang senandung ku vokalis new
boyz yang sangat ku minati. Rasanya tulisan_tulisan itu membuat ku ingin
menggoresi kertas juga. Tapi di tangan ku tidak ada kertas yang ada hanya
pulpen. Lalu aku menulis di bawah sajak seseorang dengan satu
kalimat.,,ibu,ayah aku rindu. Seakan bayangan kedua orang tuaku hadir tersenyum
padaku. Tak terasa waktu berlalu hari pun sudah siang aku harus segara pulang.
Sebelum pulang aku mengambil berkas tentang mos yang akan kami jalani setelah
kami di nyatakan di terima di sekolah ini.
Di saat aku
akan pulang tiba-tiba ada seseorang yang datang dari arah belakang berlari dan
menabrakku hingga aku terjatuh. Orang itu tampk sangat tergesa_gesa entah
sedang mengejar apa. Melihat aku terjatuh dia hanya bilang maaf sambil berlari.
Sungguh hati ku sangat kesal dan lutut ku terasa sakit. Perlahan aku berdiri
dan kembali berjalan untuk pulang. Untunglah lututku tidak terluka hanya
sedikit tergores namun lumayan perih.
Sesampai
dirumah seperti biasa setumpuk setrikaan sudah menunggu ku. Sebelum mengerjakan
semua itu aku bergegas mengganti pakaian dan menyetel lagu faforitku serta
mengisi perut terlebih dahulu. Bersama alunan lagu new boyz seberapa bnyakpun
setrikaan menunggu tersa ringn ku kerjakan. Ketika malam datang aku teringat
akan selembaran yang berisi peraturan tentang pelaksanaan mos. Namun sblum mos
tiba kami harus datang kebali mengisi pendaftaran ulang bagi semua siswa yang
di nyatakan sudah di terima di smk nusantara. Disaat hari itu tiba aku kembali
kesekolah tersebut untuk melihat pengumuman lulus tidaknya masuk ke smk
nusantara. Dan alhamdulilah di urutan ke sepuluh tercantum namaku. Kemudian aku
menemui guru tata usaha yang bertugas memberikan surat pendaftaran ulang. Surat
pendaftaran itu harus di isi segara di sana. Tanpa bnyak berfikir dan ragu aku
mengisi formulir sebagai tanda bahwa aku sudah menjadi murid di smk nusantara
ini.
Tidak butuh
lama secarik kertas itu selesai ku isi. Lalu kami yang sudah ada di beri arahan
oleh guru agar mempersiapkan segala hal yang di butuhkan untuk mos yang akan di
adakan hari senin selama satu minggu. Mulai dari kegiatan baris
berbaris,perkenalan lingkungan,kegiatan ke agamaan dan akan di tutup dengan
acara seni. Semua kegiatan sudah di atur oleh pembina osis dan akan di dampingi
oleh semua perangkat osis. Seusai mengisi berkas dn pengarahan entang mos aku
kembali melewati papan yang penuh dengan hiasan dan tulisan. Papan ini adalah
majalah dinding tempat siswa siswi menggoreskan karya tulisan dan sebagainya.
Papan itu
masih sama seperti waktu pertama kali kulihat belum ada perubahannya kecuali
selebaran pengumuman tentang perencanaan mos yang baru saja di intruksikan.
Tapi entah kenapa mata kembali tertarik pada papan itu. Mataku serasa ingin
membaca semua yang tertulis. Tapi saat aku asik membacanya seseorang berkata:
jangan di rusak mading itu,susah loh menghiasinya. Dengan nada rada terdengar
cetus. Tapi aku tidak mau memperdulikan suara itu,aku terus saja membaca semua
tulisan itu satu demi satu. Lagi_lagi saat aku sedang asik membaca seruan
seperti itu terdengar lagi dari nada suara yang sama. Kali ini aku
menyahutinya: siapa bilang aku ingin merusak hiasan ini,aku hnya ingin membaca
di setiap kalimatnya. Tanpa melihat siapa orang yang kusahuti itu. Sambil
mengomel mataku terus saja menyusuri kata demi kata yang tertulis.
Tak kusadari
saking aku menikmati kalimat yang terungkai di mading seseorang telah berdiri
di sampingku. Aku tidak sadar sudah berapa lama ia berdiri di dekatku. Entah
apa yang ia fikirkan sehingga ia memandangiku dengan rawut dahi penyebrangan
jalan itu.
Saat ku
tersadar ada seseorang di dekatku spontan saja mulut ku berucap : apaan sih
ngeliatin saya segitunya.? Lalu dengan rada risih akupun pergi menjauh dari dia
dan mading tersebut. Dalam melangkah pergi hati ku masih saja kesal akan
kehadiran pria itu yang membuat ku terganggu menikmati sajak sajak yang ada.
Tapi langkahku terus berlalu menuju gerbang sekolah untuk kembali pulang.
Sesampaipun di rumah aura kesal ku masih saja tidak hilang.kebetulan hari ini
tugasku di runah tidak bgitu banyak seperti biasanya karena sudah ku selesaikan
semalam. Di kamar 2x2,5 ini ku baringkan tubuhku agar rasa kesal itu segera
hilang. Bamun hingga sudah tertidur dan bangunpun rasa kesal itu tidak juga
hikang. Lalu tibia_tiba saja diary mungngil menyita pandangan mata ku. Kuraih
dan ku goresi dengan perasaan ku hari ini. Kesal..kesal....dan kesal....lalu ku
hempaskan kata demi kata menjadi sebuah rangkaian sajak.
Kesalnya
ketika hati sedang menikmati dinding yang bersemedi penuh kata
Kesalnya
tiada terkira. Ingin ku congkel saja jendela matanya.
Seuntas
kalimat yg ku gambarkan kekesalanku hari ini. Dapat ku kepas lewat tinta dan
kestas. Sehingga hatiku kembali lega. Sembari pulang dengan se carik kertas
yang berisikan sejumlah perauran yang harus kami ikuti dalam acara mos esok
hari. Mulai dari ikat pinggang dari ali rapia,kalung dari pete,anting dari cabe
tak lupa kaos kaki warna warni serta ikat rambut dari tali rapia warna warni juga.
Membaca semua peraturan di kertas itu seakan sudah terbayang bagai mana hari
esok akan ku jalani yang tak ubahnya seperti orang yang tidak waras.
Tapi apa
daya ini adalah peraturan dalam rangka mos yang bertujuan mendidik mental.
Sehari sebelumnya aku sudah mempersiapkan segala sesuatunya yang akan di
gunakan dalam mos esok. Akan tetapi ada satu benda yang tidak dapat ku miliki
yaitu pete,menggunakan kalung dari pete.haaah.. Saat pagi tiba sebelum
berangkat ke sekolah seperti biasanya aku sibuk dengan mempersiapkan sarapan.
Tapi aku juga tidak lupa mempersiapkan keperluanku khususnya semua alat yang
aku butuhkan dalam mos hari ini.
#Halaman 16
Hari Pertama MOS
Hari ini aku
bangun tidak lebih lambat sama seperti biasanya, mulai dari subuh hingga berangkat
kesekolah dengan waktu yang tepat. Akan tetapi saat sampai di sekolah aku bisa
masuk kedalam barisan seperti murid baru lainnya entah apa sebabnya aku tidak
menyadarinya. Langkahku di hadang oleh salah satu perangkat osis yang sedang
bertugas.seketika saja renyut wajah ku hadir dan rasa kesal mulai muncul.
Berbaris terasing dari yang lain membuat aku jadi pusat perhatian. Sesekali
terlintas dibenakku teringt akan warna suara yang baru saja menghadang langkah
ku. Warna suara itu sama persis dengan orang membuatku kesal di hari
sebelumnya. Namun perasaan itu ku usir dengan mengalihkan pandangan pada taman
kecil yang di penuhi bunga. Aroma bunga di pagi hari membuat senyumku lepas
seakan mereka sangat ingin di sapa dengan siraman di pagi hari.
Ketika barisan
usai akupun lansung ikut bubar. Tapi lagi-lagi langkah ku di halangi oleh
senior pelaksana mos itu. Renyut dahiku kembali membentang. Dan dadaku seakan
berdegup kencang seakan sedang menghadapi bahaya saja. Sesekali aku menghela
nafas sembari mengikuti arahan mereka. Sebanyak ini murid baru kenapa ya cuma
aku saja yang disisihkan padahal aku tidak terlambat,gerututu dalam hati. Nah
ini lagi mereka kok malah ngajak modar mandi gini apa sih maksudnya. Lagi lagi
aku hnya mengerutu sembari merenyutkan dahi. Lalu tiba di sebuah lorong kelas
langkah mereka di depan ku berhenti,spontan aku menatap ke mereka yang jg
memandang ke arah ku. Dan salah satu dari mereka berkat kenapa cuma kamu yang
tidak mau mematuhi aturan yang kita buat !
Mendengar
perkataan salah satu dari mereka yang bernada tinggi membuat ku merasa heran
dan bingung aturan yang mana tidak ku patuhi kataku dlm hati.lalu karenab
merasa tak salah aku menjawabnya,tidak mematuhi aturan !aturan yang mana kak
?lihat dandanan aku aja udh seperti ini,apa masih ada yang kurang kak ?jawabku
bertubi_tubi. Mendengar jawabanku merwka malah makin menatapku kesal.sudah tau
salah masih aja ngejawab.ujar salah satu dari mereka.sembari ia menyodorkan
sehelai kertas dan menyuruhku membacanya. Kertas itu berisikan surat peraturan
dan daftar acara mos selama satu minggu.
Lalu ku baca
lantang sesuai permintaan mereka. Namun bibirku terdiam saat tiba di aturan ke
tujuh tentang harus menggunakan pete sebagai kalung. Aku baru teringat waktu di
mobil melepaskan kalung pete itu karena malu menggunakannya. Baru ku sadari
kenapa mereka cetus padaku. Dengan segera aku minta maaf pada mereka dan
berterus terang kalo aku lupa akan hal itu karena pete itu tertinggal di mobil
angkot yang ku tumpangi pagi ini. Tapi entah kenapa jawaban ku sepertinya tidak bisa mereka
terima,amarah mereka terlihat dari rawut wajah mereka. Lalu salah satu dari
mereka pergi mengambil beberapa alat kebersihan dan menyuruhku membersihkan
koridor sekolah. Dengan rasa tidak bersahabat aku terima permintaan mereka
sebagai hukuman kelalaian ku.
Ketika aku
sudah mau menerima hukuman itu merekapun kembali ke tugas mereka menuju ruang
para mos. Akan tetapi ada salah satu dari mereka yang tinggal mengawasiku.
Sungguh tidak nyaman merasa di mata_matai begini,omelku pelan. Saat asik
bersih_bersih aku mendengar suara siulan yang berasal dari senior itu. Nada
yang ia keluarkan sangat akrab di telingaku. Siulan itu membuat ku terhenti
bekerja karena menikmati nada yang ia hadirkan. Seketika siulan itu berhenti
kedua bola matanya jadi menatap tajam pada ku. Spontan ia berkata,kenapa
berhenti ? Kau pikir aku disini mau melihat mu diam begitu,bosan tau,buruan
selesaikan hukumanmu biar kamu bisa ikut bergabung sana. Besok jangan di ulangi
lagi ! Tidak ada yang namanya alasan lupa,peraturan di buat untuk di patuhi
bukan untuk dilanggar! Duh..omelannya nyorocos tanpa koma,macam mak joya
aja.gerutu ku pelan. Tiba_tiba saja ia mendekatiku dan berkata:kau bilang apa
barusan ? Ternyata ia mendengar perkataan ku walau tidak jelas dan hal itu
membuat ia kesal lalu pergi begitu saja.
Melihat pria
itu pergi dadaku berasa lega karena jadi leluasa menyelesaikan hukuman itu.tapi
entah kenapa hal itu malah membuat suasana jadi sunyi tidak ada seorang pun di
lorong itu hanya aku saja. Dan bahkan secara tiba_tiba bulu kudukku jadi
berdiri mdan membuat suasana hati ku tidak bersahabat rasa mual mulai datang
sebagai pertanda alam lain mulai mendekati ku.sesegera mungkin hukuman itu ku
selesaikan dan bahkan entah masih belum besih sudah ku tinggal pergi. Karena
sudah tak sanggup menahan rasa mual di lorong itu. Dengan langkah yang
tergesa_gesa aku kembali keruangan kelas ku. Dengan wajah yang mulai pucat dan
keringat mulai membasahi. Ku masuki ruangan kelas terdekat dari lorong itu.
Tanpa melihat semua orang yang ada di kelas itu aku langsung menuju sebuah
kursi yang masih kosong. Aku lansung duduk dan menekuk wajah ku kemeja.
Ruangan yang
ku dengar ramai riyuh dari luar seketika senyap dengan kedatangan ku yang
tiba_tiba tanpa salam dan permisi. Tidak lama saat itu aku merasakan seseorang
datang ke arahku dia berdiri tepat di hadapanku namun aku masih tidak ingin
mengangkat wajah ku. Lalu kudengar suara mendehem beberapa kali dan mengetuk
meja sebagai pertanda ia ingin bicara pada ku. Sekali dua kali ketukan ku
abaikan namun di ketukan ketiga lebih keras dan aku mencoba melihat ke arah
nya. Alangkah kagetnya aku ketika melihat orang yang berdiri di hadapanku. Ia
adalah orang yang tadi mengawasiku dan lebih kagetnya lagi ketika ku lihat
disekelilingku semua memandang kearahku dan tak satupun mereka yang menggunakan
aksesoris sepertiku.
Sungguh
keheningan yang mencekam karena ternyata aku salah masuk ruangan. Aku bukanya
masuk keruangan ku tapi malah masuk keruangan kkk kelasku,tepatnya lagi ruangan
para osis. Entah kemana aku sembunyikan rasa malu ku itu. Tapi pria yang sedang
berdiri di depan ku tampak merenyutkan dahinya. Dan ia pun berkata : Apa yang
terjadi ?kenapa kau tampak pucat seperti ini ? Apa tugas dari kami terlalu
berat ?. Pertanyaan yang bertubi_tubi menyerang ku sdangkan perutku masih saja
mual karena aroma dari alam lain. Tanpa menjawab pertanyaan nya aku kembali
berlari keluar dari ruangan dan memuntahkan isi perutku di saluran air di depan
kelas itu.
Setelah isi
perutku keluar badan ku terasa lemas dan perlahan jatuh dan tidak sadar. Ketika
aku sadar suasana asing terlihat di sekelilingku. Ruangan yang dipenuhi nuansa
putih dan beberapa tempat tidur terlihat kosong. Badan ku yang masih lemas ku
coba bangun dari tidurku namun masih terasa sangat berat. Dan saat aku ingin
duduk ada seseorang yang membantuku perlahan. Dia adalah pria yang sudah
berkali_kali membuat ku kesal. Tapi saat ini aku tidak melihat sifat arogannya.
Justru sebaliknya ia tampak lembut dan baik. Sorot matanya tk lagi tajam
seperti sebelumnya. Ketika badanku terasa sudah baikan aku ingin segera kembali
ke kelas. Akan tetapi pria itu melarangku dan memintaku kembali istirahat dan
kembali berbaring. Karena aku merasa sudah baikan dn aku sudah bisa bicara
lagi. Saat ia akan kembali kekelasnya aku sempat berucap terimasih atas semua
bantuannya yang sudah mengantar ku keruangan uks dan menemaniku hingga aku
sadar.
Saat ia
pergi ruangan itu terasa sangat sunyi dan hampa perasaan ku sangat tidak
nyaman. Lalu perlahan aku beranjak pergi juga dari ruangan itu walau badan ku
belum begitu kuat. Karena suasana sepi bisa membuat rasa mual itu kembali
datang dan mereka_mereka yang tak kasat mata. Namun ketika ku sampai di pintu
ruangan uks itu tiba_tiba saja pria itu kembali dan memandang ku dengan renyut
dahinya yang menandakan kekhawatirannya. Kamu mau kemana,dengan kondisi lemas
seperti itu ?udarnya padaku. Aku tertunduk dan menjawabnya pelan.Maaf kak aku
tidak ingin di ruangan ini sendiri lebih baik saya ke ruangan kelas saja,disana
mungikin lebih baik banyak orang kak. Tapi kamu belum pulih,nanti malah makin
sakit.ulasnya khwatir lagi. Aroma baru lokasi ini yang membuat saya sakit
kak.jawabku lagi. Seakan ia bingung dengan kata aroma lokasi yang aku ucapkan.
Tapi ia tidak memperdulikan itu ia menemani ku hingga kekelas.
Ruangan ini
baru nampak seperti ondel_ondel yang sedang berkumpul dengan segala pernak
perniknya. Sama seperti yang aku gunakan hari ini. Sebelum pria itu berlalu
sekali lagi aku mengucapkan terimakasih padanya. Walau ia tidak menjawab
ucapanku namun ia tersenyum sebagai pertanda ia. Dan sama sekali tidak terlihat
sorot tajam di matanya yang terlihat kelembutan. Setiba di kelas ini aku merasa
nyaman dan tidak sepi sunyi seperti di koridor dan ruang uksntadi. Rasa mual
itupun berangsur hilang dn tubuhku kembali mulai segar. Walau fikiran ku masih
terganggu oleh suasana sunyi itu sesekali ada pertnyaan yangntimbul.
Kenapa aku
merasakan aroma yang tidak nyaman itu di lokasi sekolah ini. Aroma amis yang
begitu pekat di saat aku berada sendiri. Dan aroma itu hilang ketika ramai.
Anah memang suasana seperti itu jarang terjadi. Jika adapun itu ketika aku di
kampung dan tidak separah ini. Hari ini kegiatan berlanjut memperkenalkan
seluruh ruangan gedung sekolah. Dan aku melilih ikut bersama teman_teman dari
pada aku tinggal sendirian di kelas karena aku khawatir aroma itu mendekatiku
lagi. Dan setelah usai berkeliling melihat setiap ruangan satu demi satu
kamipun kembali berkumpul di kelas lagi. Aku merasakan suasana hangat dengan
semua teman baruku walau dalam keadaan kostum.seperti orang gila namun membuat
suasana jadi ramai. Saat tiba di jam istirahat kedua kegiatan dilanjutkan lagi
dengan goro di setiap loksi sekolah.
Kebetulan
kelompok ku dapat tugas di bagian gedung paling pojok. Awalnya aku enjoy saja
bekerja dan bergembira namun setelah beberapa saat aroma amis mulaimuncul lagi
tapi tidak begitu menyengat. Namun aku melihat segelebak asap hitam menyebar
mengejar kearah beberapa teman_teman ku yang sedang asik bekerja. Dalam sekejam
mereka jatuh pingsan satu persatu dan bahkan ada yang menjerit kesakitan
seperti orang yang sedang kesurupan. Aku tidak begitu yakin dengan apa yang ku
lihat karena hal seperti ini sangat jarang ku alami. Awalnya aku bingung dan
panik kenapa bnyak yg jatuh pingsan seperti ini. Aku tidk tau harus berbuat
apa, guru-guru pada berdatangan menolong teman yang pingsan. Terlihat salah satu
guru komat kamit membaca ayat-ayat suci pelan dan membasuh muka yang pingasan.
Namun tidak juga bangun kembali lalu aku mencoba mendekati temanku itu,aku
lepaskan sepatunya dan aku sentil beberapa kali jempol kakinya. Anehnya kenapa
tiba-tiba aku melakukan itu dan tidak berapa lama mereka pun terbangun.
Melihat apa
yang aku lakukan pria yang mmenemani aku di ruang uks itu entah kenapa ia
segera mendekatiku dn seketika juga tubuh ku kembali lemah seakan ia tahu apa
yang sedang terjadi di dalam diriku. Dan kembali aku di boyong ke ruang uks.
Sudah dua kali dari pagi aku menyapa ruangan uks dan di temani pria itu lagi.
Tapi kali ini aku tidak pingsan hanya lemas saja. Sesampai di uks pria itu
memandang ku marah sorot matanya amat tajam. Sembari ia berkata: kamu ceroboh
maunya kamu membagi energimu untuk mereka !liahat kondisimu sekarang! bertubi-tubi
ia marah padaku. Melihat sikapnya aku sangat bingung seakan dia benar_benar tau
apa yang terjadi. Lalu aku bercap pelan ,Ada apa sebenarnya ini kak ?kenapa aku
mencium aroma itu ? Jika kakak tau kenapa diam saja ?
Bertubi-tubi
pula aku menghujaninya dengan pertanyaan. Lalu ia mendekatiku. Ia yang kamu
lihat dan rasakan hari ini bukanlah seutuhnya kesehatanmu yangbterganggu tapi
alam lain yang sedang menegurmu. Mendengar jawabannya seakan ia jugansangat
mengetahui alam lain selain alam dunia ini. Akan tetapi aku tidak mau
mempercayai itu karena tidak kasat mata dan tidak ada dalam logika kosong. Lalu
aku tersenyum seakan menertawainya. Walau sesungguhnya itu ada dan akunrasakan.
Berhubung alam lain aku tidak ingin lemah dari mereka aku lebih galak loh kak.
Guyonku padanya. Aku tau itu ada dan aku seperti ini sekarang karena itu tapi
kembali lagi ini semua karena aku sedang kekosongan lebih tepatnya kesunyian ulasku
lepas padanya. Tidak ingin aku berlama-lama disini kak aku mau kembali ke kelas
ujar kuntersenyum karena melihat amarahnya itu. Dia tidak menjawab ucapanku
seakan dia tau bahwa aku sudah terbiasa melawan hal yang membuat rasa takut
menjadi tempat makhluk lain bersembunyi.
#Halaman 17
Hari ini
kujalani dengan rasa yang penuh kebingungan. Dan juga hal-hal di luar fikiran
terjadi. Memang tuhan menciptakan segala sesuatu dengan bnyak pertimbangan.
Tapi aku tidak ingin mempercayai itu. Karena semakin di percayai penglihatan
semakin terbuka. Hari pertama mos ini terasa suram tidak menyenangkan hati.
Walau di tengah-tengah kebersamaan masih ada canda tawa bersama namun hatiku terganggu
oleh hal yang membingungkan. Aku sangat ingin mengakhiri hari ini sesegera
mungkin untuk pulang untuk beristirahat. Tidak lama kemudian lonceng pulang pun
berbunyi kami semua bersiap untuk pulang. Namun sebelum plng perangkat osis
perpesan agar tetap berkostum seperti ini selama satu minggu. Di saat
pengarahhan terakhir aku merasa lelah dengan kostum ini dan juga lelah dengan
suasana yang ada. Bayangan buruk seakan mengintai langkah ku esok hari.
Saat keluar
dari gerbang pun perasaan ku belum hilang dari gundah dan bahkan fikiran buruk
jadi menghantuiku. Hari berlalu begitu cepat malam pun tiba seperti biasanya.
Namu sebelum mataku tertidur kejadian yang ku alami di sekolah menjadi tanda
tanya di hati ku. Pertnyaan yang tidak harus ada jawabannya. Karena jika ada
akan membuat semakin buruk untuk ku.di teras sunyi lantai dua kamar ku ,kulepas
pandang dn menghirup udara malam yang begitu dingin. Ku pejamkan mata dan
berharap hari esok dapat kulewati tanpa ada lagi yang mengganggu ku seperti
hari ini. Di malam ini ingatan kerinduanku juga mulai memuncak sudah lebih dari
setahun aku jauh dari keluargaku dan bahkan sudah sangat jarang menerima kabar
dari kampung. Tiba_tiba saja air mata ku mengalir tak dapat ku halangi. Aku
hanya bisa bilang,:Ayah,ibu dan tian aku rindu kalian. Semaga semua sehat
selalu di sana. Malam kian larut tapi mataku tetap saja tidak mau tertidur.
Rasa takut akan kejadian hari ini akan terulang kembali.
Bu, apa yang sebenarnya ada dalam diriku
Bu, kenapa aku begitu sunyi tanpamu
Tanpa ayah dan juga tian ?
Bu aku tau apa yang ku alami hari ini
Juga pernah ku alami tapi bersamamu
Di pelukan mu aku tidak pernah merasa takut
Bu engkau yang tau bagai mana diriku
Engkau yang tau kekurangan dan
kelebihhanku..
Bu aku rindu dirimu
Aku rindu semua cerita dari ayah sebelum
tidur..
Hatiku
selalu berkata dan berkata seakan engkau ada didekatku mendengar jeritanku.
Merasakan semua ketakutan ku. Disini seakan ceria ku telah dibunuh. Tapi bu
demimu aku akan berusaha untuk kuat. Aku berjanji bu aku pasti mampu tanpa
dirimu untuk kembali pada mu.
Malam kian
larut mataku sangat sulit untuk tidur. Lalu ku putar lagu yang bisa membuatku
tidur. Yaitu lagu_lagu new boyz grob band dari negeri jiran yang sangat ku
gemari sambari menutup mataku. Namu ketika mataku mulai berat suara siulan
terdengar sangat segar di telingaku seiring nada lagu yang ku putar yaitu
siulan pria yang ku dengar hari ini. Namun perlahan matakupun dapat tertidur.
Didalam tidur ku aku bermimpi bertemu dengan seseorang yang sangat mirip dengan
ku yang membedakan hanyalah warna kulit.
Kulitnya
jauh lebih cerah dariku bagai di lumuri cahaya yang indah. Ia mengajak ku
kesebuah danau yang sangat indah dan bertepi. Ia hanya memandangiku dan selalau
tersenyum padaku. Tapi disaat aku melihat air bangannya tiada terlihat oleh ku
seperti aku melihat bayangan ku. Ia jg mengajakku menaiki perahu tapi perahu
itu tidak beranjak lagi setelah sampai di tengah dan perahupun tenggelam. Saat
tenggelam tiba_tiba saya terbangun dan suara ayam jantan berkokokpun terdengar
pertanda sang fajar akan datang. Dengan matayang rada sembab aku beraktifitas
seperti biasanya lagi hingga mobil angkot datang menjemput.
Hari Kedua MOS
Dengan
harap_harap cemas aku melangkah menuju sekolah. Aku takut akan hal yang kemarin
akan terjadi lagi. Tidak berapa lama menunggu angkotpun datang. Tiba_tiba saja
jantungku berdebar kencang melihat kedalam angkot yang kosong belum ada
penumpangnya. Karena takut akan terlambat aku lawan rasa takut yang muncul. Aku
naik dan duduk di bagian belakang agar aku bisa melihat jalan yang di tinggalkan
mobil ketika sudah berjalan. Tidak lama kemudian alhamdulilah penumpang angkot
sudah mulai bertambah sebelum sampai di sekolah. Kesunyian hilang dengan
keramaian penumpang sehingga rasa takut itu menepi dengan sendirinya. Tak
terasa akhirnyapun sampai di sekolah. Tampak semua murid sudah menempati
barisan dan akupun segera meletakkan tas dan lansung masuk barisan untuk
melaksanakan upacara bendera. Lega pagi ini tidak ada hal yang mengganggu
langkah ku dan aroma kemarin pun tidak lagi kurasakan dan apa bila aroma itu
muncul kembali aku sudah membawa sejenis minyak yang beraroma buah untuk segera
ku hirup. Seusai upacara kegiatan kembali di ambil alih oleh perangkat osis
yang bertugas melaksanakan bimbingan mos. Dan di pagi itu di ingatkan bahwa
acara kami yaitu perkenalan dalam seni.
#Halaman 18
Siulan itu sedikit mengangkat kelopak mataku.huff..akhirnya selesai juga di jam ini. Kamipun kembali beristirahat ,kali ini aku menuju kantin sendiri. Untuk menuju kantin harus melewati koridor kemarin yang beraroma amis itu. Sebelum melewati koridor itu aku mengoleskan minyak di bagian hidungku agar aku tidak mencium bau yang tidak membuat ku nyaman itu. Setelah usai mengganjal perut di kantin aku kembali menyusuri koridor yang ada papan berhias itu. Entah kenapa aku merasa semakin tertarik dengan papan itu. Dan bahkan aku mulai ingin menyalin setiap kalimat itu. Tapi ketika berada disana seakan_akan banyak mata yang memperhatikanku. Hal itu membuatku mengurungkan niatku untuk menyalin semua sajak-sajak itu. Dan hanya sekedar menikmati ketika berada di situ saja. Jam istirahat tidak begitu lama sehingga aku jg tidak bisa berlama-lama memandangi majalah dinding itu. Merasa tak puas membacanya namun cukup menghibur fikiranku. Dan seiringnya berjalan waktu dan aktifitas kembali berlanjut namun masih berisikan agenda artikel-artikel yang membosankan. Mulai dari setiap materi yang akan di pelajari dari setiap kejuruan yang dipilih. Dan juga semua peraturan yang harus di patuhi. Melelahkan sekali kuping ini mendengarkannya namun harus mendengarkannya. Sesekali aku mencoba mencoret-coret kertas yang dibagikan itu, ya artikel yang dibacakannya. Aku menulis bberapa kalimat di bagian kosongnya.
Jenuh
pendengaranku jenuh tanpa canda. Jenuh fikiranku jenuh dengan semua artikel
yang sama dan lain-lainnya. Setelah puas mencoret-coret kertas itu ternyata
kertas itu harus di kumpulkan kembali. Dan aku lupa mencoret kata-kata yang
kutulis dan bahkan aku menuliskan namaku di kertas itu. Aku terkejut seketika
akan semua coretan itu karena cuma aku yang sudah merusak kertas itu dengan
coretanku. Untunglah setelah kertas itu terkumpul semua bel pulang pun
berbunyi. Aku sedikit bernafas lega akan perihal yang baru saja ku lakukan.
Seperti
biasa pulang sekolah pekerjaan sudah menunggu. Semua pekerjaan itu kulakukan
dengan senang hati sembari memutar semua lagu sang senandungku,grob band new
boyz. Tapi disela-sela pekerjaan, kegiatan disekolah menggangu fikiranku namun
tidak mengganggu pekerjaanku. Hanya sepintas teringat dan hilang begitu saja.
Waktu berlalu begitu cepat hingga malampun kembali datang. Rasa lelah terkadang
membuatku cepat mengantuk dan tertidur. Lagi-lagi saat kupejamkan mata suara
siulan pria itu menggangguku seakan suara itu sedang segar kudengarkan.
Padahal itu
aku dengarkan di siang hari bukan malam hari. Namun suara siulan itu membawaku
kedalam mimpi, walau gambaran yang samar tapi begitu terasa. Di dalam mimpi aku
melihat pria itu sedang bernyanyi bersama sang senandungku tomok vocalis grob
band new boyz. Aku merasa sangat menikmati penampilan mereka di sebuah panggung
besar. Huf..apa yang terjadi didalam diriku? Suara siulan itu sangat menyita
pendengaraku seperti suara sang senandungku. Ah..apa yang kufikirkan ini semua
tidak benar adanya. Saat bangun dari mimpi itu hatiku seakan berdebat namun
tidak kubiarkan berlama-lama. Segera aku beranjak pergi dari kamar tidur untuk
melakukan aktifitas seperti biasanya sebelum berangkat.
Hari Ke Tiga Mos
Dengan
semangat yang masih sama seperti hari sebelumnya dan masih berkostum serba
aneh. Dan bahkan sayuran di badan sudah mulai kering. Dan juga bau pete yang
sudah makin pekat. Seharusnya aku mengganti sayuran itu tapi aku tidak punya
waktu pergi ke kedai. Nitip sama mbak tatikpun dia lupa membelinya ya..
terpaksa masih menggunakan sayuran kemarin. Di dalam angkot, pagi ini
kuhantarkan doa di dalam hati ya Allah semoga hari ini kegiatanku berjalan
dengan baik. Aku sangat lelah jika harus dihadapkan dengan persoalan yang tidak
ku sukai. Sambil aku memeriksa minyak telon yang wangi. Dan alhamdulilah
ternyata aku tidak lupa membawanya. Tidak berapa lama kemudian angkot berhenti
untuk menaikan penumpang lagi.
Dan sungguh
aku sangat kaget lagi-lagi pagi ini aku harus bertemu dengan pria yang sudah
beberapa kali membuatku kesal. Hamm..hufff..ku hela nafas perlahan dan
melalingkan mukaku ke kaca, sambil berharap dia tidak menyadari aku disini.
Khamm..kham..terdengar di telingaku suara deheman beberapa kali. Tapi tidak aku
pedulikan. Sempit banget ya hari-hari kita sehingga kita sangat sering bertemu!
Ujarnya padaku. Tapi aku masih saja tidak peduli. Dan kembali dia
mendehem..serta berkata : kamu budek ya? Di ajak bicara kok diam aja? Sepi
kayak kuburan ni angkot. Di ujung kata-katanya tiba-tiba saja angkot berhenti
padahal tidak ada penumpang yang ingin naik. Spontan aku kaget dan lansung
memutar arah pandanganku kedepan yang tepatnya di depan pria itu. Jantungku
berdegup kencang wajah ku langsung pucat.
Dan aku
lansung mencari minyak telon yang ada di dalam tas ku. Karena semenjak hari
pertama mos itu jiwa rasa ku sering tidak stabil sehingga kembali bisa
merasakan kehadiran mereka yang tidak kasat mata.
Karena
melihat aku begitu pucat ia memegang tanganku agar rasa cemas yang timbul
segera hilang padaku. Namun aku malah jadi salah tingkah berfikir tidak baik
padanya dan segera melepaskan tangannya dariku. Sebisa mungkin kecemasanku itu
aku sembunyikan dan kembali bersikap seperti biasa. Dan juga membalas
kata-katanya. Bukannya aku tidak mau bicara kak tapi aku canggung harus bilang apa?
Dan takut berucap tidak sopan padamu nanti bila kita bercanda.
Oh.. Begitu
toh, ulasnya lalu ia berbalik membelakangiku seperti aku membelakanginya.
Sungguh suasana angkot jadi tidak nyaman. Ah..tapi biarlah dari pada aku banyak
bicara dengan pria ini yang sikapnya kadang-kadang nyebelin dan kadang-kadang
perhatian. Tidak begitu lama setelah itu angkotpun berhenti tepat di depan
gerbang sekolah dan ia turun terlebih dahulu dariku. Sungguh sikap pria itu
susah di tebak sekarang dia malah membayarkan ongkosku. Dan tanpa memberiku
kesempatan berterima kasih ia begitu cepat meninggalkan ku. Ia melangkah dan
berlari dengan cepat ke salah satu ruangan di sekolah itu. Tapi bukan arah
ruangan kelasnya. Setelah turun dari angkot hingga jam istirahat pertama aku tidak
lagi bertemu dengannya dan bahkan jam jam istirahat keduapun sudah tiba. Entah
kenapa selama mos berlansung dari pagi aku jadi teringat tentang sikap pria itu
dan suara siulan itu sangat segar ditelingaku.
Seusai
pengarahan kami kembali keruangan dan kembali bertemu dengan senior perangkat
osis. Di tengah asik bercanda dengan kawan-kawan baru merekapun datang dan
masuk keruangan kami. Aku tidak habis fikir yang mendampingi kami mereka yang
lain sudah bertukar ruangan tapi kenapa tidak dengan orang yang satu ini.
Renyut wajah ku muncul karena heran. Di awal pagi ini kami diminta mengisi data
profil yang lengkap lalu membacakannya satu persatu ke depan. Di dalam kegiatan
ini semua di minta memperagakan setiap hobi yang dimilikinya.
Ada yang
menari, olah raga dan sebagainya. Namun tiba disaat giliranku lagi-lagi aku
mendapatkan persoalan karena kali ini aku menuliskan hobiku adalah mendengarkan
lagu saja. Jadi apa yang harus ku peragakan? Suasana gembira seketika hening
karena salah satu dari pembimbing osis mengetuk meja sebagai pertanda harus
diam. Semua sorot mata tertuju padaku. Respek aku menatap mereka heran. Lalu
aku diminta menyebutkan hobiku yang lain untuk di peragakan tapi aku tidak tau
apa yang harus ku tampilkan. Tidak mungkin aku berlari di ruang kelas ini untuk
memperagakan hobi lariku. Aku tidak menjawab tantangan dari mereka. Dan mereka
marah dan tetap memintaku untuk memperagakan hobi yang lain.
Di sela suasana itu kembali kudengar siulan nada lagu sejarah mungkin berulang. Dan entah kenapa spontan aku jadi ikut menyanyikan lagu itu. Walau aku tidak bisa benyanyi dan seketika ruangan jadi riuh dengan teriakan. uuu...uuu...payah kata mereka. Duk..duk...duk... Kembali terdengar suara ketokkan meja sebagai tanda diam. Lalu pria yang bersiul itu berkata kamu bener-bener gak bisa nyanyi ya,,cibirnya padaku. Dan disusul oleh rekannya lagi., masak gak punya kemampuan lain sih? Orang semuanya punya hobi lebih dari satu, loh kenapa kamu tidak! Ujaran mereka membuatku merasa dipermalukan. Tanpa ijin aku lansung kembali duduk dengan rasa kesal. Dan salah satu dari mereka ada yang mengataiku, tidak sopan. Dan bahkan ada yang ngomel tak jelas dengan bahasa yang berbeda_beda. Ah ..masa bodoh mereka mau bilang apa, toh aku sudah ikutin mau mereka, kesalku di dalam hati. Kegiatan terus berlansung rasa kesalku masih begitu muda. Melihat tingkah mereka yang terkadang agak tidak menyenangkan hati. Ada di antara kami di suruh pusap, berjalan merangkak dan sebagainya.
Di dalam
hati aku berharap hari ini cepat berakhir. Karena aku tidak suka permainan
seperti ini. Tiba di jam istirahat pertama yang lain pada menuju kantin untuk
mengganjal perut mereka. Tapi aku memilih menuju sebuah dinding yang berhiaskan
gambar dan tulisan-tulisan indah. Satu demi satu tulisan itu kubaca, banyak
makna yang tersimpan di setiap tulisan itu. Ada tentang cinta, sahabat dan
sebagainya.
Pandangan ku
tercuri pada sebuah sajak tentang cinta.
Di mana cintamu
Gelak tawa
yang tercipta ketika kita bersama
Suara dan
nanda manja berbaur di antara dilema hati
Rasa ingin
berikan kejujuran
Namun
bimbang bila tak sama
Dimana cintamu ?
Hatiku
selalu bertanya
Tatapan
matanya suara manjanya
Sangat
menyita hati dan perhatianku
Tapi dimana cintamu ?
Hatiku terus
saja bertanya
Tapi bibir ini sungguh sangat berat
Untuk
berucap cinta
Kepadanya
yang bersuara manja
Cinta,,,seperti apa ya perasaan cinta itu?
Membaca tulisan itu seakan senyumku ingin menertawainya. Karena aku tidak tahu
persisnya cinta itu seperti apa. Tidak lama setelah itu bel masuk pun kembali
berbunyi. Semua siswa siswi kembali masuk kekelas. Kali ini semua perangkat
pembina osis bertukar, tidak satupun sama seperti sebelumnya. Di jam ini
suasana terasa biasa-biasa saja tidak ada polemik yang terjadi. Waktu terasa
berjalan begitu lama bahkan aku jadi merasa sangat mengantuk karena isi
acaranya di penuhi artikel-artikel yang tidak ku pahami. Sesekali aku mengucek
mata biar tidak mengantuk lagi tapi tetap saja terasa berat kedua bola mata ku.
Bahkan sesekali aku terkejut bila ada hal yang membuat seseorang tertawa dengan
tingkah mereka.
Di dalam
hati ku berkata,,cepatlah waktu berlalu biar aku tidur. Tapi waktu masih saja sangat terlalu lama
berlalu. Di antara kejenuhan itu suara siulan yang khas itu terdengar lagi
karena pria bersiul itu berada di kelas yang bersebelahan dengan kelas ku.
Di jam
istirahat kedua ini aku pergi ke lorong dinding berhias itu. Berharap ada sajak
baru yang dapat kubaca dan ada kata-kata yang bisa kupetik untukku. Tapi suatu
persoalan muncul begitu saja saat aku baru saja tiba di lorong itu. Dari arah
dalam ruangan seorang pria muncul dengan berjalan mundur sambil membawa papan
berhias itu dan aku yang baru saja tiba tidak sengaja menabraknya karena ada
seseorang yang sedang berlari mendorong tubuhku dari belakang begitu saja.
Spontan ia terjatuh dan papan itupun tumbang. Hal itu membuat ia sangat marah
dan juga meringkus kesakitan karena tertimpa olehku dan papan hias itu kembali
berserakan. Sungguh aku tidak menyangka akan terjadi seperti ini. Ternyata pria
itu tidak terlihat dari pagi karena dia harus mengerjakan menghiasi papan
madding ini. Sungguh aku merasa sangat bersalah sudah menghancurkan kerja
kerasnya menghiasi mading itu. Saat itu juga aku segera meminta maaf akan
kejadian itu. Walau pada dasarnya aku didorong oleh seseorang yang sedang
berlari. Saat itu kata maafku di abaikannya. Ia segera berdiri dan masuk
keruangan kreatifitas siswa. Sambil terus mengoceh marah-marah karena sudah
lelah mengerjakan mading itu. Melihat hiasan mading yang berserakan aku merasa
sangat sedih apa lagi permohonan maafku tidak diacuhkan.
Perlahan aku
membantunya mengemasi hiasan yang baru saja
hancur dalam sekejap. Dengan rasa bersalah aku tertunduk dan air mataku
jatuh begitu saja. Setelah usai mengemasi semuanya aku kembali ke kelas. Tapi
perasaan ku kacau tak menentu karena sudah membuat kerja keras pria itu hancur.
Bahkan di acara berikutnya di hari ini aku sangat tidak bersemangat mengikuti
kegiatannya. Hati dan pikiranku masih saja teringat kejadian itu. Hingga pulang
sekolahpun langkahku terasa sangat gontai, pandanganku kosong. Sesekali air
mataku masih saja menetes tidak bisa ku tahan. Semua kejadian ini membuat
hatiku ingin mencoba membantunya esok hari. Walau sudah berniat seperti itu
tetap saja hatiku masih merasa bersalah. Hingga malam tibapun hal itu masih
saja menyita fikiranku.
#Halaman 19
Oh ..tuhan
kenapa hatiku tidak juga bisa tenang. Hari sudah semakin larut bahkan lagu bng
tomok sudah berulang kali ku putar. Tubuh ini juga sudah berulang kali aku ubah
posisi tidurku namun tidak juga bisa kupejamkan mataini. Di tengah malam nan
sunyi ku buka pintu teras kamarku. Dengan sepotong bantal ku baringkan tubuhku
di lantai tanpa alas. Angin dari pantaiterasa sangatdingin menghembus tubuhku.
Tapi hal itu tidak juga membuatku tertidur. Lalu aku teringat akan diary
kecilku dan aku mencoba menulis satu demi satu kata.
Di
malam nan sunyi temani aku
Mengusir rasa gundah yang melanda hatiku.
Malam beri aku damai
Beri aku langkah ketika esok akan ku
lalui
Malam rasa gundah apa yang sesungguhnya
meracau di hatiku
Serta siulan itu kenapa seakan selalu
segar di telingaku
Malam padamu aku berserah
Karena hatiku gundah
Malam ...
Ku titip gundahku padamu
Agar esok di saat sujudku tiada lagi
kegundahan.
Coretan-coretan
itu mulai memenuhi helaian bukuku. Tidak lama kemudian mataku mulai terasa
berat dan bahkan rasa tidak sanggup mengangkat tubuh untuk kembali ke ranjang
yang akhirnya aku tertidur pules di teras kamar yang berselimutkan angin malam.
Tidak terasa semakin pagi hembusan angin dari pantai semakin dingin menembusi
pori-pori kulitku. Dan saat azan subuh yang begitu merdu membangunkan tidurku.
Di teras kamarku dengan udara segar ku regangkan tubuhku dan melangkah nikmat
menuju air kran yang jg begitu sangat segar di pagi hari. Suasana pagi yang
segar membuatku selalu bersemangat untuk melangkah menjalani hari.
Hari Keempat MOS
Sama seerti
kemarin tiada yang berbeda yang kulakukan setiap paginya hanya saja aku pergi
jauh lebih awal kesekolah. Dan saat sampai di skolah suasana begitu masih sunyi
belum terlihat banyak orang. Tanpa berpikir langkahku lansung menuju ruang kreatifita dan ternyata belum ada sesiapa di sana. Namun
papan berhias yang hancur semalam kemarin sudah terlihat sangat rapi dan indah.
Aku sungguh tidak menyangka rupanya kemarin pria itu lembur demi mading ini.
Ah.. Aku masih menyebutnya dgn kata pria itu,yang sudah berulang kali bertatap
muka denganku. Melihat papan itu aku fikir disana ada namanya sebagai penulis.
Lalu ku perhatikan satu persatu tapi rasanya tiada nama yang sama dengan
panggailan teman-temannya kepada dirinya.
Dalam ruang
sunyi itu enatah kenapa fikiranku melayang mencari siapa pria itu. Aku merasa
tidak sopan memanggil pria itu dengan sebutan kakak saja tanpa tahu aku
memanggil kakak pada siapa. Tidak lama kemudian orang-orang pada ramai dan
ruangan itu pun tidak sunyi lagi. Satu persatu pengurus osis mulai berdatangan
untuk menyediakan segala apa yang sudah di rencanakan untuk kegiatan hari ini.
Karena mereka sudah ramai perlahan aku menarik langkah keluar menjauh dari
ruangan itu. Karena takutnya aku malah mengganggu aktifitas mereka. Saat
melangkah keluar tiba-tiba saja pria itu muncul dengan tergegas-gegas mungkin
ada yang sedang dia buru. Ia begitu saja melewatiku tanpa tahu aku ada disana.
Lagi-lagi suara siulannya kembali segar di telingaku ketika ia melewatiku
padahal ia sama sekali tidak bersiul. Hal itu membuat bulu romaku merinding.
Perasaan mual ku mulai muncul.
Aroma yang
membuatku tidak nyaman itu segera ku tinggalkan dan segera kekelas. Tidak lama
kemuan suara loncengpun berbunyi semua orang menuju laoangan upacara. Tiada hal
yang memembuat upacara berjalan lama karena petugas upacara sudah di latih. Di
akhir upacara tiba-tiba saja awan gelap memayungi lapangan upacara. Gerimispun
turun dengan lebat semua peserta upacara segera mencari tempat berteduh dan ada
jg yang lansung masuk kekelas. Karena cuaca yang tidak bagus acara mos pagi ini
di lakukan di dalan ruangan saja. Cuaca terasa sangat dingin sehingga tubuh ku
terasa sangat tidak bersahabat.
Wajah ku
mulai pucat dan tubuhku mulai gemetar. Biasanya sebagai manapun udara dingin
tidak pernah aku merasa seperti ini. Ruang kelas ku terasa sangat riuh oleh
tawa semuanya. Hanya aku yang terdiam gemetar dan untuk menghangatkan tubuhku
ku oleskan minyak hangat pada kedua telapak tangan. Dan hal itu membuatku
sedikit nyaman namun aku tidak bisa mengikuti aktifitas mos seperti yang lain
walau hnya di kelas. Alhamdulilah senior yang bertugas mendampingi kami hari
ini bisa memahamiku yang tidak enak badan. Entahbkenapa hujan yang begitu deras
dan lama tidak kujung teduh membuat aktifitas mos tidak berjalan dengan lancar.
Seandainya hujan segera teduh mungkin tubuhku juga akan lebih cepat membaik.
Seharian
penuh cuaca di guyur hujan sehingga saat pulang pun tubuhku masih saja belum
baikkan. Namun aku harus segera pulang. Lumayan lama menunggu angkot karena
cuaca yang tidak bagus. Orang-orang pada berdesakan menunggu angkot. Tapi aku
lebih memilih menunggu orang sepi agar berdesak-desakan. Di koridor depan
sekolah aku duduk menunggu angkot,seharusnya di halte di balik pagar sekolah
namun karena badanku tidak enak maka aku dudukbdi koridor saja. Karena bila
angkot tiba masih terlihat dari arah koridor. Lama aku menunggu rasa jenuhpun
mukai tiba.
Orang masih
berdesakan di halte lalu aku pergi menyusuri koridor dimana disana ada mading
yang sudah di hiyas ulang oleh pengurusnya. Saat itu di koridor itu sudah mulai
sepi dan bahkan tiada yang melewatinya lagi. Tapi ketika itu aku ingin membaca
artikel yang ada namun baru saja aku mulai membaca dari arah belakang ada
seseorang yang menarik tanganku spontan aku kaget dan hampir kehilangan
keseimbangan. Untungnya aku tidak sampai terjatuh karena tangan ku di pegang
lebih erat ketika aku kaget. Dan kali ini lagi-pria itu yang membuat jantungku
hampir copot dan tubuhku semakin pucat serta gemetar. Tapi kenapa dia yang
selalu membuat mood ku jadi berantakan dan bahkan dia menjadi buah fikiranku.
Ah entah apa yang terlintas di benakku
tentang pria ini. Tapi kali ini dia tampak marah karena aku berada di koridor
sepi sendiri.
Dia mengoceh
sambil menarikku pergi dari koridor itu. Entah kenapa melihat sikapnya aku
hanya bisa terdiam memandanginya. Dia yang entah siapa tapi begitu terasa dekat
dan hangat. Ah..lagi-lagi fikiran apa yang melintas di benakku. Ketika ia
melihat wajahku yang pucat ia membuka jaket yang sudah di gunakan dan tanpa
bnyk bicara ia selimutkan padaku. Hal itu membuat jntungku semakin derdetak
kencang fikiran-fikiran tidak biasa bermunculan di benakku. Rasa yang tak
pernah ku alami sebelumnya membuat hatiku memiliki pertanyaan - pertanyaan yang
sulit ku temukan jawabannya. Saat sampai di halte angkotpun datang dan tidak lagi
penumpang yang ramai. Hanya ada aku dan dia penumpang terakhir. Perasaan yang
berkecamuk di hatiku tak kunjung hilang bahkan tak mampu untuk berucap
sedikitpun. Karena aku merasa tidak enak badan berkat jaket yang ia selimutkan
tubuhku sedikit terasa hangat.
Cuaca yang
buruk mengantarkanku pada kesehatan yang buruk. Selama dijalan aku tak mampu
bicara ku hnya menatapnya. Dan ketika ia terlebih dahulu turun dan pamit.
Sebeum turun aku mengmbalikan jaket itu tapi ia malah kembali menyelimutkannya
padaku sembari berkata, kamu membutuhkannya. Dan ia pun lansung turun,ingin
rasanya aku berterimakasih tapi bibirku saat itu bagai terkunci. Usai ia turun
angkotpun kembali melaju dan tidak lama akupun sampai di rumah. Hampir seharian
penuh hujan tiada reda dan udara tetap saja dingin. Bahkan sesampai dirumah
tubuhku masih saja terasa tidak enak. Serta membuatku ingin berbaring di dalam
selimut yang hangat.
Hari Kelima
MOS
Hari ini
hari jum'at hari kelima mos, hari jumat ini kegiatan mos di isi dengan kegiatan
ke agamaan. Mulai membaca lquran utusan dari setiap kelompok kejuruan lalu
pemahaman tentang ayat-ayat alquran serta di akhir ada pembacaan sajak islami.
Di akhir acara ini aku diminta mengisi utusan dari kejuruan busana. Sontak aku
bingung tentang sajak karena aku tidak
begitu pandai. Tapi tidak ada seorangpun
yang mau maju mewakili kejuruan kami karena itu aku mencoba untuk maju. Sebelum
itu aku mencoba merangkai kata-kata namun beberapa kali aku tidak juga berhasil
merangkainya dengan baik.
Ketika tiba
waktunya namaku di panggil kedepan dan aku masih saja belum berhasil
merangkainya. Rasa ragu untuk maju tapi teman-teman bgtu berharap karena bila
tiada yang maju maka kelompok kami akan di hukum. Entah kenapa tanpa coretan
-coretan di kertas itu aku lansung maju dan sesampai didepan sejenak aku
terdiam melihat semua mata yang menatap ke arahku. Rasa gemetarpun timbul takut
apa bila semua orang tidak menyukaiapa yang aku sampaikan dalam sajak. Perlahan
ku hela nafas dan memulai dengan memperkenalkan diri.
Sujudku
Di sepanjang
usia yang telah kujalani
Bagai
melukis di atas air
Tiada
terkesan yang mendalam
Sujudku..
Bagai ruang
sunyi dalam mencari sebilah cahaya
Di antara langkah-langkahku
yang terpingkal
Mengejar
tututan hari
Sehingga
waktu yang di haruskan sering terabaikan
Sujudku bagai
di ujung waktu
Yang mungkin
tidak lagi di dalam ridhonya
Namun aku yakin
tuhan tahu tulusnya hatiku
Di dalam
sujudku
Bila mana
esok atau lusa ragaku semakin tidak terjaga tegurlah aku dengan suara seruan
azanmu
Hanya itu
kata-kata yang mampu ku ucapkan dalam sajak yang tidak tertulis. Dan
alhamdulilah suasana ruangin tidak menunjukkan rasa tidak suka terhadap
kata-kata yang ku ucapkan. Setelah usai lega rasanya hatiku dan kawan-kawan.
#Halaman 20
Usai sudah
hari kelima mos dan tak terasa aksesoris sayuran ini sehari lagi akan berakhir.
Lega rasanya hal yang memalukan ini akan berakhir esok bergelantungan di tubuh.
Di saat kelas ke agamaan usai kami semua di bubarkan karena hari jum'at adalah
hari yang pendek karena kaum pria akan sholat jum'at. Ketika mau pulang aku
bertemu lagi dengan pria itu, ia tersenyum menghampiriku dan berkata hebat
!kamu hebat berdiri di depan orang ramai bertutur dalam sajak tanpa goresan
pena. Ujarnya senang padaku. Mendengar ucapannya aku jadi tersipu karna
menurutku itu hanyalah kebetulan. Sebab aku sendiri tidak tau puisi dan sajak
yang benar itu seperti apa ?. Sembari berjalan ke halte aku teringat akan
jaketnya yang di pinjamkannya semalam. Namun aku tidak membawanya hari ini.
Karena jaketnya belum kering setelah aku cuci. Ketika berjalan tiba-tiba
memberiku selembar kertas yang berisi tentang sebuah formulir lomba baca puisi.
Lalu aku mengembalikannya karena aku tidak pandai berpuisi seperti syarat yang tertulis
di dalam formulir itu.
Sebenarnya
aku ingin mencobanya tapi aku tidak pnya waktu di luar jam sekolah untuk
mengikuti lomba seperti itu. Memang aku mulai menyukai menulis sajak tapi aku
blum mempelajari secara detil tentang menulis. Melihat aku mengembalikan kertas
itu dia merasa kecewa karena ia ingin aku ikut. Aneh memang sudah sering
berbicara mulut ku masih saja tidak mau menyakan siapa namanya. Ingin aku
bertanya tapi terasa begitu berat karena perasaan aneh itu selalu saja
menggangguku ketika bersamanya. Melihat wajahnya sedikit kecewa padaku aku jadi
salah tingkah. Tapi apa boleh buat aku harus menolaknya karena memang tidak
mungkin aku bisa mengikutinya.
Hari berlalu begitu cepat bahkan hari terakhir mospun tiba yang di isi dengan acara puncak seni,ya tepatnya hari sabtu. Di pagi ini diawali dengan gladirrsik sebuah tarian dari para senior seni yang akan mengikuti lomba tarian melayu. Ada beberapa kelompok tarian yang akan bertanding di setiap kejuruan. Acara seni ini bertujuan merilekskan siswa baru. Dan agar dapat menimbulkan jiwa seni pada diri siswa. Akupun beramai-ramai menyaksikan kesenian itu. Usai acaratarian melayu yaitu bernyanyi, tika itu aku sedang istirahat di sebuah pohon yang lumayan rindang menghindar dari terik matahari yang begitu panas dan membelakangi panggung seni. Sedang asik bersandar di pohon tiba-tiba saja tubuh ku jantungku berdebar-debar kala mendengar suara dan syair serta musik yang sangat aku kenal. Spontan aku membalikkan tubuh ke arah pentas. Tubuh ku kaku terpana dengan suara itu suaranya begitu mirip dengan sang senandungku grob band new boyz. Yah..hatiku begitu berdebar-debar menyaksikan nya. Dan ternyata lagi-lagi pria itu lagi yang membuat hatiku berdebar-debar. Disini aku mengetahui namanya, syamnurija. Nama yang begitu indah, pujiku di dalam hati. Seakan mataku tidak mau berkedip melihat penampilannya yang begitu memukau hatiku. Ia menyanyikan lagu sejarah mungkin berulang, lagu yang sangat ku hafal.tak sedetikpun aku melewatkan syairnya suaranya babkan aku tidak mendengarkan teman yang memanggilku hingga ia datang dn menepuk bahuku. Sungguh aku tidak mengerti dengan semua perasaan yang hadir di dalam diriku, belum pernah perasaan ini hadir dalam di diriku sebelumnya.
Teman-teman
ku semuanya meneriakiku ..ahai..ada yang lagi terpesona.kt kata mereka sambil
tertawa. Hal itu membuatku sangat malu dan lalu menjauh dari tempat itu. Aku
pergi menuju taman kecil di samping lapangan acara seni.
Aku menepi
dari mereka semua agar perasaan yang menggangguku bisa segera hilang. Tidak
lama kemudian dengan suara lantang memanggil namaku dari arah panggung. Spontan
aku terkejut karena seingatku aku tidak ada mendaftarkan diri untuk mengisi
acara hari ini. Beberapa kali namaku di panggil tapi aku tidak menerima
panggilan itu. Dalam fikiranku mungkin ada siswi lain yang bernama sama dengan
ku. Tidak lama setelah itu tiba-tiba saja seseorang duduk dan mengomel di
sampingku. Duduk ditaman bukannya dadaku berhenti berdebar tapi malah makin
tidak karuan oleh kehadirannya. Bagai mana tidak dasaku semakin berdebar yang
datang duduk di sampingku ialah kak syam nurija.
Spontan aku
kaget dan lansung berdiri hendak menjauh dari pada ia mendengar jantungku yang
semakin berdebar. Tapi jika aku pergi mungkin ia merasa tidak ku hargai
kehadirannya. Rasa serba salah menyelimuti hatiku.lalu perlahan aku kembali
duduk dan mengatur senyum. Kenapa kamu gak muncul tadi aku panggil ke panggung
? Ujarnya padaku. Maaf kak syam aku fikir itu bukan panggilan untukku kak,sebab
aku tidak ikutkan mengisi acara hari ini,tuturku pelan. Dan berusaha tenang
dari debar jantung yang bergelora. Terus kamu fikir banya perempuan yang
bernama sama dengan mu begitu?. Lagi - lagi ia mulai cetus padaku. Ah..sikapnya
membuat aku keliru trkadang sangat baik terkadang cetus begini cetusku dalam
hati sambil menghela nafas.
Kak kenapa
sich, semenjak kta ketemu kamu tuh aneh banget. Ujarku karna tidak suka melihat
ia ketus padaku. Emangnya kakak fikir aku ini siapa ? Kenal kita jg enggak
sebelumnya.kadang kamu lembut,kadang ketus banget sama aku kak ? Aku balik
ngomelin dia. Melihat aku ngomel dia terdiam memandang ku. Mungkin di dalam
fikirannya aku yang aneh. Karena balik marah padanya. Karena tidak ingin
semakin marah aku segera meninggalkannya.
Dengan
perasaan kesal aku kembali keruangan kelas sendiri. Ruangan terlihat kosong
karena semua siswi di luar menyaksikan acara puncak mos. Lalu terlintas di
dalam fikiranku kenapa diriku jadi begini ?. Dia yang bukan siapa-siapa bisa
membuat hatiku serba salah. Sebenarnya apa yang terjadi di dalam diriku
?.semenjak bertemu dengannya kegelisahan ini selalu muncul. Ah ..aku sungguh
tidak mengerti dengan semua ini. Kesunyian di ruangan itu membuat diriku
tiba-tiba merasa mual. Dan bulu kuduk mulai berdiri,sungguh tak aneh lagi
mereka mendekatiku.
Aku segera
pergi karena tidak ingin semakin mual dengan kehadiran mereka yang tidak kasat
mata. Di saat melangkah keluar dari ruangan itu lagi-lagi hampir saja aku dia
menabraku. Yah dia kak syam,langkahnya terluhat tergesa-gesa karena sudah
saatnya kembali mengisi acara di pentas. Rasa kesalku kembali hadir namun
ketika aku mencoba kembali bergabung dengan teman-teman kali ini aku mendengar
kak syam membacakan sebuah puisi. Dimana seharusnya aku yang di panggil dia
tadi tapi aku tidak mau. Suaranya begitu indah ku dengar baik bernyanyi maupun
membaca puisi. Nada dan intonasinya begitu pas serta isi dari puisi itu
benar-benar terasa. Aku begitu menikmati kata demi kata yang ia sampaikan di
dalam puisi itu. Hari ini terasa sangat cepat berlalu hingga di penghujung
puncak seni berakhir. Terlihat semua yang mengikuti acara sangat bergembira
hari ini tapa kecuali diriku. Berakhirnya acara maka berakhirlah pula mos tahun
ajaran ini. Serempak kami semua melepas atribut yang di kenakan sembari menyanyikan
lagu lancang kuning.
Ketika mau
pulang aku sengaja menunggu kak syam di gerbang karna aku ingin mengembalikan
jaketnya yang dia pinjamkan padaku tempo hari. Lumayan lama aku menunggunya
karena ia harus membereskan panggung setelah acara usai. Dan tak lama kemudian
ia pun muncul lalu lalu mendekatinya. Raut wajahnya nampak begitu kelah karena
habis beres-beres setelah acara selesai. Kak,sapa ku padanya sembari memberikan
jaketnya. Dan juga segelas jus jeruk untuknya yang aku beli di kantin sebelum
pulang. Oh ya,terimakasih,tanpa basa-basi ia mengambil jaket dan jus jeruk itu.
Tak lama angkot pun datang kami segera naik angkot bersama.
Lagi-lagi
angkot yg kmi tumpangi tiada penumpang lain. Hanya aku dan dia saja aku
mengambil tempat duduk bersebarangan dgn nya. Tidak lama setelah angkot
berjalan tiba-tiba aroma itu kembali menyapa rahangku hingga aku merasa mual.
Sesegera mungkin aku mencari minyak untuk ku hirup usaranya. Melihat aku
tergesa-gesa mencari minyak di tasku,aku tidak sengaja menjatuhkan subuah diari
kecilku. Dan kak syam mengambil buku itu sembari ia tersenyum. Dan berkata:
kamu suka menulis diari,kamu ...katanya terputus sambil tersenyum - senyum.
Melihat tingkahnya aku segera merebut buku itu dari tangannya. Namun ia malah
mengelak membuatku terperangkap dalam pelukkannya. Sungguh aku malu akan hal
itu lalu aku segera memalingkan muka. Aoa lagi rasa mual tidak juga hilang
karena minyak itu tidak ku temukan di dalam tas ku. Mualkusemakin mencuat saja
aoa lagi angkot yang ku tumoangi rada enjot enjotan larinya. Melihat aku yang
mulai mual dan semakin mual. Segaralah kak syam menekan jari jempol kakiku walau
hanya dari balik sepatuku.
Kamu tuh ya
selalu begini,seneng banget mereka ngikutin kamu. Ujarnya sambil terus memijit
jmpol kakiku. Angkot melaju rada pelan suasanya sunyi. Mualku perlahan hilang
seiring rasanyaman yang ia timbulkan. Sikapnya lagi-lagi membuat hanyut hatiku.
Ingin sekali aku berucap terimakasih atas rasanyaman yang ia berikan. Tapi
bibir ini terasa sangat berat hanya bisa memandanginya,memandangi senyumnya
yang begitu hangat. Tak terasa angkotpun berhenti di simpng perumahan tempat
tinggalnya. Sebelum turun ia berpesan,jaga dirimu baik-baik jangan biarkan
kesedihan menghampirimu,mereka menginginkan kesedihanmu. Seakan ia mengetahui
apa yang sebenarnya ada pada diriku. Di mana aku sendiri tidak paham aku kenapa
? Kata-kata kak syam begitu membuat aku merasa damai. Tidak terasa juga akupun
sampai dirumah. Dan seperti biasanya segala tugas di rumah sudah menungguku.
Suara sang senandungpun sudah siap aku putar untuk menemaniku.
Lanjut Baca KLIK >>> Bagian 6 "Pindah Rumah"
Facebook Nova Elvira
Instagram Nova Elvira
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment