Surat Cinta Bagian 3 Cerbung Kutitip Rindu Untuk Ayah Karya Nova Elvira
BAGIAN 3 "SURAT CINTA"
#Halaman 11
Biasa
seperti hari-hariku sebelumnya, setiap pulang sekolah aku sempatkan mampir ke
tempat dina untuk sekedar melihat buku-buku yang menarik. Namun saat aku sedang
dalam perjalanan pulang dari sekolah, aku merasa seperti ada yang mengikuti.
Terdengar pelan suara motor dari arah belakang. Yang semakin lama semakin dekat
suara motor tersebut. Hal itu membuat jantungku berdetak kencang, karena
kufikir ada yang mengikuti dan aku takut jika itu adalah orang yang jahat. Apa
lagi suasana jalan di perumahan yang aku lewati sangatlah sepi.
Seakan tidak
ada penghuni yang berada di sepanjang jalan itu. Mendengar suara motor yang
semakin dekat jantungku berdetak semakin kencang dan langkahku semakin cepat.
Bahkan dari balik bajuku turun butiran keringat dingin karena ketakutan. Tak
lama kemudian motor itu berhenti tepat di depanku sembari pengendaranya
berkata, "maaf dek, bisa bicara sebentar", ujarnya. Namun aku hanya
diam, diselimuti rasa takut terhadapnya. Jangan takut sama saya dek, saya bukan
orang jahat, ujarnya padaku sembari mengeluarkan secarik kertas berupa amplop yang
bermotifkan hati dan bunga.
Rasa bingung
melanda hatiku, haruskah aku menerima surat itu? Jika tidak bagaimana
perasaannya? Ragaku sangat gemetar menentukan pilhan. Bahkan untuk menatap pria
itu saja wajahku tidak sanggup. Lalu dengan keraguan aku mencoba menerima surat
itu. Dan pria itu berucap terima kasih padaku lalu pergi. Setelah ia pergi rasa
gemetarku juga berangsur pergi. Namun rasa bingung masih menyelimutiku. Karena
aku belum pernah menerima surat seperti ini apa lagi membuatnya. Ku hela nafas
dalam-dalam agar rasa cemasku itu hengkang dari diriku.
Surat itu
kusimpan di dalam tas tanpa membuka dan membaca apa isinya. Saat malam sebelum
tidur, aku teringat akan surat dari pria yang tidak kukenal itu, lalu aku
membacanya. Sunguh aku tidak mengerti karena ia mengatakan bahwa ia sudah
menerima surat dariku serta mengatakan bahwa puisiku indah dan romantis sekali.
Hal ini membuat hatiku bertanya-tanya, kapan aku menulis surat untuknya?. Apa
lagi menulis puisi romantis, bagaimana cara menulis surat saja aku tidak tahu.
Ada apa sebenarnya ini? Saat malam semakin larut aku masih saja memikirkan
surat itu. Hingga tak kusadari, aku tertidur di meja belajarku. Dan saat aku
bangun subuh, aku lupa mengemasi surat itu.
Surat itu
kubiarkan tergeletak di meja belajar. Seperti biasanya usai sholat subuh,
rutinitasku menyiapkan sarapan. Setelah selesai sarapan dan bersiap-siap untuk
berangkat ke sekolah, aku tidak lagi memperhatikan meja belajar. Namun selama
di sekolah, surat itu memecah konsentrasi belajarku. Pertanyaan itu terus saja
membayangi fikiranku tentang ia yang sudah menerima surat dariku dan katanya
puisiku indah.
Bahkan aku
merasa suudzon terhadap Dina karena hanya dia yang mengenalku selain temanku di
sekolah. Tapi tetap saja rasa bingung dan penasaran menyelimuti hatiku.
Sehingga aku ingin cepat pulang dan menemui Dina agar jelas semuanya. Dan saat
jam pulang telah tiba, akupun segera bergegas pulang lalu singgah di toko buku
Dina. Saat itu kudapati dia sedang berbicara dengan pria yang memberiku sepucuk
surat kemarin. Hal itu membuatku berprasangka lebih berat lagi karena
percakapannya nyaris terdengar olehku. Lalu tanpa basa-basi aku meminta Dina
menjelaskan semua tentang surat yang di berikan pria itu. Dan pria itu juga
tampak heran kenapa aku terlihat tidak senang dengan balasan surat darinya. Dan
akhirnya Dina mengakui bahwa dia yang menulis surat itu untuk pria tersebut
karena ia merasa aku butuh teman.
#Halaman 12
Akan tetapi
yang ia lakukan itu tidak benar dan tidak baik untukku. Aku juga meminta dina
untuk menjelaskan semua itu pada M virgo, pria yang memberiku sepucuk surat
tersebut. Lega rasanya setelah kebingunganku terpecahkan karena aku tidak ingin
dapat masalah dari hal-hal yang seperti ini. Apa lagi di usiaku yang baru
meranjak remaja, aku merasa belum pantas untuk menjajaki aroma percintaan
remaja pada umumnya. Aku hanya ingin fokus pada tujuanku yaitu menuntut ilmu di
tanah Bintan ini. Setelah persoalanku dan Dina selesai, aku kembali melanjutkan
perjalananku pulang. Akan tetapi ketika aku sampai di rumah dan istirahat
sejenak di kamar, mataku menatap heran ke atas meja belajarku. Aku tidak
melihat surat dari M virgo itu lagi.
Lalu aku
mencarinya, mungkin aku salah menyimpannya. Akan tetapi setelah aku memeriksa
seluruh kamarku tetap tidak kutemukan surat itu. Rasa khawatir mulai melanda
hatiku, sepertinya ada yang masuk ke kamarku dan mengambil surat itu. Namun
rasa kekhawatiran itu tidak berlansung lama. Karena tiba-tiba saja mbak tatik
datang ke kamarku sembari mengembalikan surat yang sedang kucari. Lega rasanya melihat
melihat sepucuk surat itu masih ada. Tapi rasa takutpun muncul jika surat itu
ada padanya, itu artinya bahaya besar dalam hidupku. Lalu aku mencoba
memintanya kembali pada mbak tatik tapi ia tidak mau memberikannya malah ia
meledekku. Lu pacar-pacaran ya, ntar gue kasih tau ibu sama bapak baru lo tau
rasa, ujarnya sembari tertawa.
Aku merasa
aneh biasanya dia dikit-dikit marah tapi sekarang malah ketawa. Dan di balik
surat yang sedang ia pegang ada kertas lain yang berwarna-warni juga. Melihat
tingkahnya aku semakin bingung sebenarnya ia kenapa. Lalu aku mencoba lagi
memintanya dan ia kembali berkata "gue balikin tapi lu harus bikinin gue
surat buat seseorang yang gue taksir dulu. Kebingungan melanda hatiku mendengr
permintaannya. Karena aku belum pernah menulis surat apa lagi surat cinta. Tapi
jika aku menolak aku bisa dalam masalah besar nantinya. Dengan cepat aku
mengiyakan permintaannya namun terbesit dibenakku untuk mengakalinya. Mbak
membuat surat cinta itu butuh waktu dan kosentrasi loh mbak. Mbak kan tau
kerjaanku di rumah banyak banget, apa bisa suratnya asal aku bikin aja.
Mendengar penjelasanku atas pemintaanya tanpa berfikir ia berjanji akan
mengerjakan pekerjaanku selagi aku membuat surat. Spontan aku kaget karena dia
mau membantuku mengerjakan pekerjaan rumah. Padahal dia hanya mau menjaga bayi
saja selama ini. Dan tidak itu saja dia yang biasanya bernada selalu tnggi kini
mulai lembut walau tidak merubah logatnya.
Pertimbangan
yang membuatku terjebak dalam dua pilihan yang sama-sama berujung tidak
menyenangkan. Akan tetapi ada keuntungan jika aku mengikuti keinginannya .
Hanya saja aku belum pernah membuat surat cinta sesuai yang ia minta. Dengan
berbekalkan surat dari M virgo kemarin aku mencoba merakit kalimat. Dan
ternyata setelah surat itu selesai mbak tatik tampak senang sekali dan dia
menepati janjinya ia mengerjakan tugasku di rumah.
Kesempatan
itu aku gunakan untuk belajar di rumah. Akan tetapi aku harus dihadapkan lagi
pada situasi yang membingungkan. Mbak tatik meminta aku untuk memberikan surat
yang aku buatkan untuk pria yang ia tuju. Jujur hal itu sulit untukku tapi apa
daya aku harus melakukan itu. Esok pagi sebelum pergi ke sekolah, surat itu
kuberikan pada orang yang dituju. Namun rasa takut mulai menyelimuti hatiku
karena aku tidak tau persis siapa pria itu. Dengan rasa deg-degkan aku
mendekati sebuah pos di dekat sebuah rumah mewah. Maaf pak, ini ada surat dari
seseorang,bkataku tergesa-gesa. Hal ini membuatku merasa sangat konyol, di
sepanjang jalan hanya menggerutu akan hal itu. Bahkan selama di sekolah pun aku
merasa tidak nyaman teringat kekonyolan itu. Dugaan-dugaan buruk pun
menghampiri fikiranku. Tidak sampai di situ saja saat pulang pun rasanya aku
enggan untuk melewati pos satpam di rumah itu. Aku fikir orang yang di tuju
atau di taksir sama mbak tatik itu adalah satpam di pos itu. Namun saat aku
pulang dan melewati rumah tersebut ada seorang pria yang berdiri di dekat pos
itu. Perawakannya semampai, kulitnya jauh lebih bersih dari pada satpam yang
aku lihat tadi pagi. Ia seperti seorang mahasiswa yang terpelajar.
Ketika aku
sudah dekat melewati pos tersebut, pria itu memanggilku dengan sebutan tatik.
Dek tatik tunggu sebentar, ujarnya sembari mendekatiku. Jantungku seakan
kembang kempis menahan rasa malu apa lagi ia memanggilku dengan nama tatik.
Terlintas di benakku apa pria ini yang sesungguhnya di taksir sama mbak tatik.
Mendengar ia memanggilku dengan nama tatik lalu aku berhenti dan berkata
"maaf mas saya bukan tatik". Bukannya kamu yang memberiku surat tadi
pagi, ujarnya lagi padaku. "Surat..ia mas, itu bukan dariku mas tapi
mbakku", jawabku. Hal ini membuatku semakin konyol. Tanpa berlama-lama aku
segera melanjutkan langkahku pulang walau pria itu masih ingin bertanya lagi
tapi tidak aku pedulikan karena rasa takut dan merasa konyol akan tentang surat
itu. Ketika sampai di rumah tampak mbak tatik tengah menungguku dengan wajah
yang cerah. Tidak sama seperti hari-hari sebelumnya.
Terlintas
dibenakku tentangnya ternyata sikapnya bisa berubah kalo sedang jatuh cinta.
Dengan gembira ia bertanya tentang surat tadi pagi, apakah aku sudah
memberikannya atau belum? Dan ia juga bertanya bagaimana respon dari pria yang
di taksirnya. Dengan nafas yang masih belum sempurna aku menjawab, ia dia suka
jawabku. Tanpa berfikir panjang untuk segera ke kamar melepas segala kekonyolan
hari ini. Dan bahkan aku fikir semua sudah berakhir hari ini saja. Akan tetapi
hari esok pun ternyata masih berlanjut. Tapi pagi ini aku memilih pergi
kesekolah menaiki angkot karena aku tidak ingin melewati rumah mewah kemarin.
Namun alangkah kagetnya aku ketika naik angkot ternyata tak berapa lama
kemudian pas di depan rumah mewah tersebut, pria itu pun naik angkot yang
kutumpangi. Hal ini membuat jantungku berdetak kencang karena malu.
Aku tidak
berani menatap kearahnya. Apa lagi penumpang angkot itu baru hanya ada aku dan
dia. Aku membuang muka dengan cuek membelakanginya namun ia malah tertawa
karena melihat sikapku. Lalu ia menegurku, "dek gak usah salting gitu
kenapa? wajar aja kali dek, kalo kamu suka sama abang? abang gagah kayak
gini", ujarnya menggodaku agar aku tidak merasa malu. Mendengar ocehannya
yang rada sombong itu lalu aku menghadap padanya. Maaf ya mas? Aku bukan tatik
pemilik surat kemarin. Itu surat dari mbakku, ujarku rada sinis. Ah..terus
namamu siapa? Kenapa kamu yang memberiku surat semalam? Ia kembali bertanya
namun nadanya tak lagi sombong. Namaku Novi mas, jawabku singkat.
#Halaman 13
Disepanjang
hari mbak tatik seakan tidak sabar ingin mendapatkan surat balasan dari pria
yang dikenalnya sebagai Doni. Aku sangat heran begitukah orang yang sedang
jatuh cinta. Sebentar-sebentar menyebut namanya dengan gembira sekali bahkan
tidak jarang ia memeluk sebuah foto pria itu yang entah dari mana ia dapat. Melihat sikapnya itu membuat aku muak dan
mengganggu pekerjaanku. Tapi ya sudahlah, kataku didalam hati dengan situasi
ini aku jadi memiliki waktu untukku sendiri. Akan tetapi tentang surat balasan
yang ia inginkan masih menguasai fikiranku. Lalu aku mencoba mengalihkan
fikirannya terhadap pria lain dan mengatakan bahwa yang bernama Doni itu
sebenarnya bukan pria yang ia miliki fotonya. Akan tetapi penjaga pos itulah
yang bernama doni namun penjaga pos itu
sudah berkeluarga. Lalu pria yang ia miliki fotonya itu adalah anak dari
pemilik runah mewah tersebut yang bernama Rendra ia seorang mahasiswa. Dan aku
sedikit terpaksa mematahkan hati mbak Tatik agar mencari pria idaman lain
karena mas rendra tidak mungkin mau menerima cintanya.
Awalnya mbak
Tatik mau mempercayai semua ceritaku ia tetap yakin bahwa pria yang ia miliki
fotonya itu adalah Doni. Akan tetapi lama kelamaan ia mulai sadar bahwa ia
telah salah orang. Dan akhirnya ia tidak lagi menanyakan tentang balasan
suratnya. Keceriaannya dalam seketika pun hilang tak lagi berbinar bahagia.
Melihat sikap mbak tatik yang begitu tiba-tiba berubah-ubah membuat aku semakin
bingung, apa semua orang yang sedang jatuh cinta seperti itu? Jangan sampai hal
gila itu merasukiku juga, amit-ami. Ogah deh cinta-cintaan kayak gtu, kataku
geli melihat sikap orang kayak mbak tatik.
Disatu sisi
hari demi hari rasa rindu semakin menyelimuti hati kecilku pada ayah, ibu dan
adikku. Sudah berbulan aku di sini, aku tidak pernah mendengar suara ayah walau
sebulan sekali ibu menelfon tapi ayah tidak pernah ikut. Karena di kampung baru
memiliki telfon umum jarak jauh dan biaya untuk menelpon juga mahal. Karena itu
hanya cukup menelfon sebentar-sebentar saja. Disetiap kali ada telfon dari
kampong, aku selalu berusaha bersikap seakan hari-hari kujalani dengan menyenangkan.
Tidak sesekalipun aku terkesan sedih karena aku tidak ingin mereka
mengkhawatirkan aku. Bahkan tak terasa sudah hampir enam bulan aku di sini,
sebentar lagi bulan puasa datang. Suasana bulan puasa yang pastinya sangat
berbeda kulalui dari sebelumnya. Tanpa
ayah, ibu dan adikku. Kini ditukar dengan keluarga ini.
Hal ini
sangat membuat hatiku semakin rindu suasana bulan puasa di kampung. Biasanya di
kampung kami tak pernah tidak mengikuti kegiatan keagamaan di mushola terdekat.
Mulai dari asar, kami anak-anak sudah memenuhi mushola untuk tadarus hingga
menjelang magrib. Dan sehabis magrib dilanjutkan dengan belajar berpidato
bersama ustad. Hingga waktu isya datang dan usai sholat isya dilanjutkan
tarawih bersama. Suasana bulan ramadan di kampung akan terasa sangat jauh
berbeda di sini tentunya. Aku tidak menemukan riang dan syahdunya ramadan untuk
yang pertama kalinya. Tidak ada tadarusan bersama bahkan tarawih pun aku tidak.
#Halaman 14
Terlebih
lagi mereka lebih sering berbuka puasa di luar sedangkan aku di rumah
sendiri. Suasana seperti ini membuat
hatiku semakin sunyi dan rindu pada kampung halaman. Sering kali bayangan
suasana kampung bermain di benakku namun apa daya lautan luas telah menjauhkan
ku dari kasih sayang yang hangat keluarga ku. Dan di senja ini malam malam ke
27 ramadhan. Di malam ini adalah malam lailatul qadar di mana malam kebahagian
anak-anak menyalakan lilin-lilin kecil di setiap rumah sebagai cahaya kecil
dalam gelapnya malam. Di makam ini kesunyian hati ku semakin pekat. Sendiri
tanpa sesiapa yang menemani.
Kunyalakan lilin-lilin kecil di teras kamar ku agar kesepianku hilang dengan cahaya lilin-lilin kecil. Akan tetapi angin pantai yang berhembus meniup lilin-lilin kecil ku. Tapi nada syair lagu faforitku tak pernah mati menemani hariku.new boyz adalah grob band faforitku,semua lagu yang di nyanyikannya sangat aku sukai. Di setiap kesempatan selalu aku nyalakan dan nyanyikan sembari mengerjakan semua kegiatan. Hanyalah nyanyiannya penepis kesunyian hatiku,bagiku nynyiannyalah teman ku karena aku tak memiliki teman di rumah. Dengan tetangga-tetangapun aku sangat jarang berkomunikasi karena setelah pulang dari sekolah aku hanya di dalam rumah saja mengerjakan semua tugas ku.
Ini tahun
pertamaku yang di penuhi kesunyian,di malam ini ku panjatkan doa agar
kesunyianku ini berubah menjadi ramai. Karena seperti yang pernah mereka
katakan dulu bahwa setelah kenaikan kelas aku akan di antar pulang ke kampung
Untuk melepas rindu pada keluarga ku. Walau hari-hariku di penuhi kesunyian namun
kerinduanku pada mereka membuat ku menjadi semangat melalui hari agar waktu
untuk kembali itu segera tiba. Tapi setelah setahun berlalu semua janjinya
seakan kenyap tanpa kata. Sungguh teramat menyakitkan bagiku namun inilah
terjalnya langkah ku, langkah yang harus ku lalui.
Lanjut Baca KLIK >>> Bagian 4 "Usai Kelulusan SMP"
Facebook Nova Elvira
Instagram Nova Elvira
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi
Post a Comment