Buku Puisi Seniman Bisu karya Muraz Riksi

Table of Contents

Buku Antologi Puisi Seniman Bisu karya Muraz Riksi

Malam Perjuangan
Malam ini saya duduk minum kopi dengan beberapa orang di salah satu warung kopi ternama di kota saya. Saya mendengarkan banyak kisah dari orang-orang yang terlebih dahulu mengenal dunia maya. Hasil dari cerita itu dapat saya simpulkan bahwa hidup ini tergantung dari mana kita melihatnya. 

Jika kita melihat dari sisi ekonomi maka peluang terbesarnya adalah memanfaatkan waktu sebaik mungkin. Saya akan contohkan satu hal, di kota saya banyak orang suka dengan kopi maka banyak orang menjadikannya peluang usaha. Bisnis kopi cukup menguntungkan bagi sebagian orang yang berani mengambil resiko. Saat ini mereka telah menjadi pengusaha dengan penghasilan yang lebih dari pada jadi seorang pegawai.

Baik sebelum saya lanjutkan cerita, perkenalkan nama panggilan saya Muraz. Saya hobi menulis dan terlebih saya suka dengan puisi. Saya hanya pemuda biasa yang lahir dari keluarga sederhana. Saya tinggal di Aceh yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia. Cukup sedikit perkenalan tentang saya, selanjutnya saya ingin menceritakan tentang cita-cita besar saya. Saya sangat ingin menjadi seorang penulis. Saya sudah pernah menerbitkan satu buku yang berjudul Pikiran 91 dan awal tahun 2019 saya sudah mencetak satu naskah lagi tentang kumpulan puisi pada penerbit indie di kota Malang. 

Selain itu saya juga sedang menyiapkan satu naskah cerita yang sangat menarik. Hanya saja saya terkendala pada biaya percetakan. Saya sangat berharap ada orang yang akan membantu saya dengan mendanai biaya percetakannya. Saya ingin buku saya terpajang di toko buku di seluruh Indonesia. Saya ingin memiliki penghasilan dari menulis. Sampai saat ini saya masih gigih menulis walaupun belum ada hasil nyata tetapi saya yakin harapan saya untuk menjadi penulis terkenal akan menjadi kenyataan. 

Sebelum itu menjadi kenyataan saya akan terus menulis seperti puisi, cerita pendek dan novel. Buku kumpulan puisi yang sudah saya cetak berjudul Seniman Bisu. Saya yakin tulisan saya bukan hanya sampah kata tapi kisah yang sangat menarik untuk dibaca sambil menikmati secangkir kopi.

Sinopsis Buku Puisi Seniman Bisu

Terlalu sendiri dalam menatap dan rasanya begitu asing. Ada yang pudar dari ujung sumatera. Semua sedang sibuk berlayar menuju pulau baru. Apa pula aku yang merasa, tugasnya hanya mengikuti dan menikmati apa yang sedang terjadi. Mengapa?
Karena aku hanya seniman bisu, penikmat hidup dari kebisuan. Diam dan sadar di luar sana sedang ada kekacauan...

Ada yang sedang kurenungkan, tentang berhenti menulis mimpi dan diam sebagai manusia. Kau tahu, ada banyak yang berusaha memperlihatkan dirinya di muka umum dan ada juga yang menghilang seperti kematian. Tidak mengapa rupamu bukan lagi manusia asalkan kau masih memiliki hati sebagai manusia. 

Kau tahu? Ada banyak yang berwujud manusia tapi mereka menggadaikan hatinya untuk sebuah keinginan. Hidupnya untuk inginnya dan tetap manis dengan senyum palsu. Kawan, jangan berpura-pura terlalu lama. Panggung sandiwaranya telah tutup buku sejak lama. Orang-orang lebih memilih realita dan menghadapi peluh asanya. Bangkit, kembalilah menulis setiap mimpimu dan jangan berhenti sebelum benar-benar kau tahu alasan yang tepat untuk berhenti...

Ini hanya sampah kata, secarik ocehan basi, tak lebih dari basa-basi. Adanya kalimat-kalimat naif dari amatiran. Ada juga hasrat kuat tentang impian. Tataplah dan milikilah selarik puisi hingga tua nan abadi. Lalu apa isinya?
Ini tidaklah berkisah tentang perasaan atau cinta tapi tajam pada hidup dan realita...

Buku Antologi Puisi Seniman Bisu karya Muraz Riksi

Untuk teman-teman yang ingin memiliki E-Booknya silakan download di sini.

***
Demikian sinopsis Buku Antologi Puisi Kritik Sosial karya Muraz Riksi

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment