Langkah Kaki dan Impian Kata-Kata Motivasi Tentang Hidup

Table of Contents
Langkah Kaki dan Impian Kata-Kata Motivasi Tentang Hidup

LANGKAH KAKI

Oleh Muraz Riksi


LANGKAH KAKI

Barangkali kegagalanlah yang membuat langkah terhenti
Atau caci maki dari orang-orang yang merasa dirinya telah berhasil
Padahal merekalah yang gagal memahami keberhasilan itu sendiri

LANGKAH KAKI
Seperti peluh, nafas yang berat, lelah
Ketika tanjakan demi tanjakan harus didaki
Pada kata menyerah sehingga gagal dalam melangkah

Kau tahu tentang mendaki gunung?
Di atas puncak lelah mereka terbayarkan
Oleh hamparan luas langit dan lautan awannya
Oleh hijaunya hutan-hutan yang menutupi tanahnya

LANGKAH KAKI
Menjadi permulaan bagimu menentukan mimpi
Menjadi gerakmu meretaskan hati
Yang tenggelam oleh rasa takut memulai
Berdirilah dengan tegap, tataplah cahaya jingga matahari dikala senja
Ambillah warnanya dan warnailah langkahmu menjadi bintang untuk hatimu...

Kita pandai berpendapat terhadap orang lain tapi kita kurang pandai menerima pendapat orang. Satu hal yang menurut kita benar adalah saya lebih berpengalaman dari orang sehingga kita menganggap orang lain adalah pemula. Suatu hal buruk yang kerap kali tidak kita sadari adalah menjadi pemicu retaknya sebuah pondasi kehidupan...

Contohnya : ada 3 orang sedang bermain bersama, ketiganya pun melakukan hal-hal yang mereka senangi. Lalu kisah ini pun dimulai.

Salah satu diantara mereka sering menyepelekan bahkan membicarakannya di belakang. Katakanlah si B, saat si C tidak ada, ia sering menyampaikan kepada Si A bahwa si C tidak baik lalu mengatakan bahwa si C sering membicarakan tentang Si A di belakangnya. Lalu saat si A tidak ada, si B kembali menyampaikan bahwa si A sering membicarakan tentang si C di belakangnya.
Kemudian si A pun mulai menaruh curiga kepada si C lalu pelan-pelan menjauhinya.

Sedangkan si C tidak percaya dengan omongan si B. Ia tetap menghargai dan menghormati si A.

Nah, dinamika ini sering terjadi di kehidupan sehari-hari. Si C lebih bijak menyikapi persoalan bahwa yang patut digaris bawahi adalah si B. Karena si B punya kebiasaan buruk walaupun menurut si B ia tidak salah, ia yang benar karena mau menyampaikan hal benar kepada keduanya...

Silakan menyimpulkan dan ambil hikmah mana yang baik dan benar. Ingat jangan membenarkan hal yang biasa tapi biasakanlah hal yang benar. Satu lagi, carilah ruang yang menghargaimu sebab ada juga ruang yang mencarimu saat dibutuhkan saja.

***
Orang-orang yang kurang empati dalam diri adalah orang-orang yang kehilangan rasa sosialnya. Ia hanya merespon pada hal-hal yang memberikan keuntungan untuk dirinya sendiri. Demikianlah peduli menjadi sikap penting terhadap nilai manusiawi. Manusia yang apatis adalah manusia yang kehilangan rasa humoris...

***

"Langkah dan Impian"

Bicara soal impian itu takkan ada akhirnya. Yang menjadi akhir hanya dua hal, semangat dan umur. Impian harus terus dibarengi dengan langkah, berhentinya langkah karena hilangnya semangat dan arah.

Lalu umur, tidak ada yang tahu? Kapan terakhir nafas akan berhenti. Menilai, seringkali kita menyimpulkan dengan mudah tanpa mengenal dengan jelas. Lalu saat kesimpulan itu belum kita bantah, dianggap kita pasrah. Saat kita berkata : hei jangan sembarangan menyimpulkan hidupku, eh malah marah. Jadi di sini siapa yang kurang waras?

Kembali keimpian, langkah tidak boleh berhenti. Cibiran dan penilaian adalah tantangan itu sendiri. Mau hidup dengan pendapat orang? Atau menikmati hari-hari dengan pandangan sendiri.

Ingat! Mulutmu harimaumu dan orang juga punya mulut. Santai saja, fokus dengan impianmu itu. Lagian tidak ada orang yang senang hidupnya disimpulkan sembarangan.

***
Para pejuang harus bisa menganalisa dua sisi, tentang baik buruknya sebuah dimensi. Jangan hanya menilai karena kepentingan diri tapi sikapi dan evaluasi karena suatu keadaan atau kondisi...

***
Demikian Langkah Kaki dan Impian Kata-Kata Motivasi Tentang Hidup. 

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Sampah Kata Seniman Bisu
Penulis Amatiran Dari Pinggiran
Secarik Ocehan Basi Tak Lebih Dari Basa-Basi

Post a Comment