Eps 4 Yang Lebih Mencintai Yang Lebih Tersakiti Novel Bidara Bukan Bidara Season 2 Oleh Rita Mayasari
Setelah selesai melaksakan ibadah magrib nya, Bidara langsung turun menuju dapur. Ia merasa sedikit haus, dan sepertinya segelas air putih dingin akan sangat nikmat.
Bidara membuka kulkas dan meraih sebotol air putih, dan ia pun duduk disebuah kursi dekat mini bar. Ia menuangkan air ke dalam gelas. Sembari minum, pandangan matanya menyapu ruangan tersebut dan berhenti di meja makan.
Setelah menghabiskan minumannya, Bidara berjalan menuju meja makan. Ia pun membalikkan piring diatas meja dan mengisinya dengan sayuran dan juga beberapa lauk.
Bidara memang jarang sekali memakan nasi sebagai makan
malamnya. Baru saja ia hendak memasukkan suapan pertama ke mulutnya, ia
terkejut saat melihat sosok yang berjalan ke arahnya. "Ammar? Tidak
biasanya kau sudah pulang jam segini di hari Senin? Tanya Bidara dengan tatapan
heran.
Ammar tidak langsung menjawab, melainkan langsung duduk di
kursi yang berhadapan dengan Bidara.
Bidara langsung berdiri dan meraih piring didepan Ammar dan mengisinya. Ammar meraih pinggang isterinya, lalu melingkarkan tangannya disana.
Ia membenamkan wajahnya diperut Bidara yang saat ini telah berdiri menghadapnya. Seperti biasa, Bidara tak bereaksi. Ia hanya berdiri mematung dalam pelukan Ammar.
Hingga saat Ammar mendongakkan kepalanya dan menatap
wajahnya, Bidara menaikkan alisnya, yang kemudian disambut senyuman hangat oleh
Ammar.
Tanpa menunggu Bidara bertanya untuk kedua kalinya, Ammar
menjelaskan alasan kenapa ia pulang cepat hari ini. "Aku sedikit lelah,
dan bosan dengan pekerjaanku, dan entah kenapa harus ini aku sangat
merindukanmu".
Bidara tersenyum, namun Ammar sangat tau arti senyuman Bidara. Ia menghela nafas panjang, lalu berkata mengajak Bidara untuk segera makan.
Sepanjang mereka
makan, tidak ada suara yang terdengar dari mereka. Hanya suara dentingan sendok
yang sesekali beradu dengan piring yang seolah membelah kesunyian diantara
mereka.
Meraka tenggelam dengan fikiran masing-masing. "Ia
masih saja terikat masa lalu. Namun bukan hanya kau yang terluka, kini aku pun
sama" batin Ammar disela pandangannya yang tak lepas dari wajah sang
isteri.
Bidara sendiri sama sekali tidak mengangkat wajahnya, seolah
ada tontonan menarik saja didalam piringnya.
Hingga usai makan mereka, Bidara berdiri dan membersihkan meja makan. Belum sempat Bidara memulai kegiatan mencuci piringnya, Ammar sudah berada dibelakangnya, lalu berkata " biar aku saja, beristirahatlah sambil menunggu adzan isya, nanti kita sholat sama-sama". Bidara tidak membantah dan segera berlalu.
Tak lama kemudian, Ammar segera menyusul Bidara.
Sesaat setelah adzan selesai berkumandang, merekapun sholat bersama. Sungguh pemandangan yang indah, laksana pasangan yang sangat romantis, yang saling mencintai. Namun kenyataannya, hanya mereka yang tau. Yang jelas, siapa yang lebih mencintai, dialah yang lebih tersakiti.
Post a Comment