Puisi Kopi dan Hujan Sajak Muraz Riksi
“Kopi dan Hujan”
Puisi: Muraz Riksi
Bagaimana dengan malam ini, Berapa gelas kopi telah mengisi
duniamu yang pahit?
Adakah lelahmu istirahat sejenak?
Ataukah ia masih betah berada di kepalamu?
Terkadang kopi memang teman terbaik saat keluhmu tak ada yang
dengar
Kopi juga menjadi sahabat untukmu menuangkan dera yang beradu
dengan sendok saat kau larutkan tawa dengan duka
Begitu pula derai air mata yang jatuh setitik demi setitik
diantara rinai hujan
Memang benar kesedihan takkan tergenang selama sadarmu masih
pada harapan
Tapi nyatanya perasaanmu yang terluka karena keadaan tak
cukup hanya dengan menepi seorang diri
Sedalam-dalamnya sakit, jika tak ada bahu yang menopangmu
Masih ada sujud tempatmu menyerahkan segala perkara hidup
Semesta juga akan ada disaat air matamu tumpah bersamaan dengan
doa yang kamu langitkan
Masih ada Sang Pemilik dari segala yang hidup, tanganmu
takkan lepas kala nafasmu berderu
Memohon kemudahan atas segala kesulitan
Maka percayalah kopi yang kamu nikmati takkan lagi pahit
oleh hidupmu yang pelik
Maka lihatlah hujan yang turun bukan lagi badai duka, setelahnya
akan ada keindahan
Karena kopi dan hujan akan saling melengkapi satu rasa…
Aceh, 23 Februari 2023
Post a Comment