Eps 15 Segala yang Terlihat Benar Dipikiran Novel Bidara Bukan Bidara Season 2 Oleh Rita Mayasari

Table of Contents
Eps 15 Segala yang Terlihat Benar Dipikiran Novel Bidara Bukan Bidara Season 2 Oleh Rita Mayasari

NOVEL BIDARA BUKAN BIDARA (Season 2)

*Episode 15
*Segala yang terlihat benar dipikiran, Bisa terlihat salah dihati yang marah.

Di sebuah meja di ruangan VIP tampak sekelompok pengusaha muda sedang bersenda gurau sembari menunggu seseorang yang mereka beri gelar bintang kejora.

Gelar tersebut sudah mereka sematkan dari masa dimana mereka disebut sebagai mahasiswa. Karena tak hanya wajahnya yang bersinar Dimata para pemujanya, tapi prestasi cemerlang yang ia genggam begitu menyilaukan laksana bintang paling terang.
   
Tak lama berselang, pintu ruang tersebut terbuka, tampak seorang pelayan beserta beberapa orang pramusaji berbaris rapi di kedua sisi pintu. Tampaklah sepasang manusia yang begitu menyejukkan pandangan mata. 

Seorang wanita yang sangat elegan tersenyum ramah melambaikan tangan kepada semua yang hadir didalam ruang tersebut. "Selamat siang kesayangan-kesayangan bunda" seloroh sang pemilik kulit putih bersih dengan dengan mata abu-abu yang dikenal sebagai Arzetty Rodriguez. 

Ia adalah pemilik hotel yang saat ini menjadi tempat mereka berkumpul. Disisinya berdiri seorang pria dengan tubuh tinggi, dengan kulit eksotis, dan mata elang yang terlihat mengintimidasi namun mampu meluluhkan hati wanita tatkala ia memperlihatkan senyumannya. 

Senyuman yang sangat jarang ia tunjukkan kecuali pada wanita-wanita yang ia beri hatinya. Yang paling sering ia tunjukkan dihadapan sang ibunda dan isteri yang begitu ia cintai. Dia lah sang bintang kejora, tidak lain adalah Ammar.
    
"Hi my bright star.." sapa seorang pria tampan yang selalu mengobral senyumannya, ia tak lain adalah Wilantara, sahabat sekaligus rival Ammar dalam berbagai hal. Ammar mendengus sembari merangkul kepala Wilan dibawah ketiaknya, sembari menyapa teman-teman lainnya. 

Ammar dari dulu tidak menyukai panggilan itu, terutama jika itu keluar dari mulut Wilan. Tingkah Ammar mengundang tawa yang suaranya menggema seantero ruangan.
" Hai Arzetty, senang bertemu kembali denganmu" sapa Aprilly, kekasih Wilan. Ia menjabat tangan Arzetty kemudian mencium pipi kanan dan kiri Arzetty dengan gaya ramah yang dibuat-buat. 

Aprilly memang sosok yang senang mencari perhatian. Bagi sebagian wanita, hal tersebut bisa membuat tidak nyaman. Tapi bagi sebagian lelaki, hal tersebut terlihat menggemaskan. Setelah berbasa-basi dengan Arzetty, Aprilly menghampiri Ammar, ia bergelayut manja dilengan Ammar, yang sontak membuat lelaki itu mundur beberapa langkah sambil menarik lengannya. 

Wilan terkekeh melihat sang kekasih yang pura-pura merajuk dengan memasang wajah manyun. Ia kemudian merangkul sang gadis dan menariknya duduk dipangkuan nya. Semua yang ada di ruangan sudah terbiasa dengan tingkah sepasang kekasih tersebut. Mereka terbiasa dianggap ngontrak ditengah-tengah pasangan budak cinta yang merasa dunia hanya milik berdua saja.

Tujuan berkumpulnya para pengusaha muda tersebut kali ini bukanlah untuk membahas pekerjaan, melainkan merayakan kepulangan Arzetty dari Inggris setelah menyelesaikan studinya. Si bungsu yang dulunya egois, manja dan hanya menjalani hidup untuk bersenang-senang, kini menyatakan siap menjalani perusahaan ayahnya yang berkembang di Indonesia, karena sang ayah harus fokus dengan semua bisnisnya di luar negeri.

Diantara Senda gurau dan gelak tawa, Ammar hanya menanggapi dengan senyuman dan ketawa kecilnya saja. Sedangkan fikirannya melanglang buana. Bayangan Bidara terus bergentayangan dipikiran nya. Ribuan tanya belum bisa ia ucapkan pada isterinya. Sesekali ia menghela nafas yang tertahan. 

Namun tidak seorangpun diantara teman-temannya yang menyadari beban dihatinya. Hal tersebut memang mustahil terlihat, sebab Ammar adalah sosok tertutup dan pandai menjaga ekspresi wajahnya. Ia pun terbiasa profesional, hingga masalah pribadi tidak pernah mempengaruhinya ketika sedang berhadapan dengan orang lain.

Ammar yang biasanya enggan berada di keramaian, ia yang memiliki ribuan perbendaharaan alasan untuk menolak setiap para sahabatnya mengajak bersenang-senang, kali ini ikut tanpa paksaan, demi mencari pengalihan dari fikirannya yang sedang tawuran.

Tanpa ia ketahui, ada hati yang hancur lebur karena prasangka buruk yang menghantuinya. Yang hingga saat ini berfikir keras tentang kesalahan apa yang ia lakukan, hingga sang suami berubah menjadi sosok asing hanya dalam satu malam.

Disisi lain, disela tangisnya yang mulai terdengar lelah, Bidara masih meracau "Segala yang terlihat benar dipikiran, namun bisa terlihat salah dihati yang marah. Lalu apa yang membuatmu marah? Kesalahan apa yang aku lakukan? Atau karena wanita itu kau berubah?" Rintih Bidara sambil menghentakkan kepalanya pada setir mobil, hingga membuat gaduh diantara sepinya Padang hijau yang membentang.

<<< Eps 14                       
Lanjut Baca KLIK >>> Eps 16 

***
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment