Sukses Ternak Domba, Pemuda 22 Tahun Punya Kebun Rumbut yang Luas

Table of Contents
Sukses Ternak Domba, Pemuda 22 Tahun Punya Kebun Rumbut yang Luas

Hai semua! Kali ini, saya akan berbagi kisah inspiratif yang dilansir dari kanal Yotube Capcapung. Perkenalkan, nama saya Ahmad Alwisani. Saya berusia 22 tahun dan tinggal di Sadegan, Sumberarum, Tempuran, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Saat ini, saya menjalankan usaha peternakan domba. Mari saya ceritakan bagaimana perjalanan saya memulai dan mengembangkan usaha ini.

Awal Mula Beternak

Motivasi saya untuk beternak domba berawal dari kunjungan ke rumah tetangga yang sudah lama memelihara domba dan juga menjalankan breeding dan trading. Rasa ingin tahu saya mendorong untuk belajar lebih dalam tentang peternakan. Saya mulai dengan membeli dua ekor indukan betina dari tetangga saya dan membuat kandang sederhana dari bambu. Saya merasa bahwa dunia peternakan, khususnya domba, sangat menjanjikan.

Perkembangan Usaha Peternakan

Dengan hasil penjualan dua ekor sapi yang saya miliki, saya membangun kandang domba yang lebih baik dan menambah lima ekor indukan lokal Magelang. Pada awal beternak, banyak kendala yang saya hadapi, seperti domba yang baru melahirkan tidak mau menyusui anaknya. Saya belajar dari teman-teman peternak lain untuk memerah susu indukan dan memberikannya secara manual ke anak domba.

Pengalaman dan Pembelajaran

Tantangan lain yang saya hadapi termasuk kematian anak domba setelah melahirkan atau domba yang melahirkan sebelum waktunya. Saya pernah merasa sangat gagal karena tiga kali indukan melahirkan tetapi tidak ada yang hidup. Namun, saya terus belajar dan tetap yakin bahwa usaha ini akan menguntungkan dalam jangka panjang.

Keuntungan dan Manfaat Beternak Domba

Saya bertahan karena yakin dengan prospek jangka panjang peternakan domba. Permintaan domba setiap tahun terus meningkat, dan semakin sedikit peternak muda yang terjun ke dunia ini. Ini membuka peluang besar bagi saya untuk sukses. Saya juga ingin mengubah stigma negatif bahwa beternak itu kotor dan tidak menguntungkan.

Inovasi dalam Peternakan

Salah satu inovasi yang saya lakukan adalah membangun kandang terkoneksi untuk mengatasi bau yang mengganggu keluarga dan lingkungan sekitar. Kandang ini memisahkan antara kotoran domba dan urin dengan budget yang sangat murah. Saya menggunakan plastik seharga Rp50.000 dan keranjang untuk menampung kotoran serta ember untuk urin.

Kebutuhan Dasar dalam Beternak Domba

Dalam beternak, kita harus memberikan kenyamanan dan keamanan untuk domba. Selain itu, kebutuhan dasar seperti pakan dan perawatan kesehatan sangat penting. Perawatan seperti memotong kuku, bulu, dan memandikan domba membantu menjaga kesehatannya.

Pengelolaan Pakan

Saya memiliki sekitar 4.000 m² lahan untuk bank pakan yang saya tanami rumput odot dan sebagian indigovera. Saya tidak menggunakan fermentasi atau silase karena bank pakan saya dekat dengan kandang, sehingga saya hanya perlu memotong rumput setiap hari. Proses ini memakan waktu sekitar 15-20 menit.

Penjualan dan Pemasaran

Untuk penjualan, saya menjual domba yang sudah lepas sapih. Beberapa peternak sudah mengenal saya, sehingga mereka sering datang ke kandang untuk membeli domba yang mereka butuhkan. Hubungan baik dengan pelanggan sangat membantu dalam pemasaran.

Motivasi untuk Peternak Muda

Bagi pemuda yang ingin terjun ke dunia peternakan, pasti ada pasang surutnya. Pada awalnya, jangan terlalu fokus pada keuntungan karena banyak yang perlu dipelajari. Konsistensi dan semangat sangat penting untuk sukses. Tidak gengsi dan terus belajar dari para senior juga kunci keberhasilan.

Kesimpulan
Peternakan domba bukan hanya soal keuntungan finansial, tetapi juga memberikan manfaat sosial dan ekonomi. Dengan inovasi dan pembelajaran yang terus menerus, kita bisa mengatasi berbagai kendala dan mencapai kesuksesan. Untuk teman-teman muda yang berminat, jangan ragu untuk mencoba dan belajar dari pengalaman.

***
Demikian ulasan Sukses Ternak Domba, Pemuda 22 Tahun Punya Kebun Rumbut yang Luas.

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment