Mencintaimu Tiada Habisnya Puisi Cinta yang Tulus Karya Muraz Riksi

Table of Contents
Mencintaimu Tiada Habisnya Puisi Cinta yang Tulus Karya Muraz Riksi

Cinta sejati adalah aliran yang tak pernah kering, mengalir lembut di antara harapan dan kenyataan. Puisi "Mencintaimu Tiada Habisnya" adalah kisah tentang kasih yang tak mengenal batas, tentang hati yang tetap berpendar meski dihadapkan pada liku-liku kehidupan.

Dalam tiap senyum dan tatapan, ada kekuatan yang tak terlihat, sebuah cahaya yang menerangi langkah-langkah menuju impian. Cinta dalam puisi ini bukan sekadar rasa, tetapi janji untuk tetap ada, menjadi bahu tempat bersandar, menjadi doa yang tak henti-henti dipanjatkan.

Di antara perjuangan dan rindu, cinta hadir sebagai penyemangat, sebagai pelita di tengah gulita. Dan begitulah, mencintai seseorang dengan sepenuh jiwa tak pernah mengenal kata habis, sebab cinta yang sejati tak hanya dirasakan, tetapi juga diperjuangkan. Berikut teks puisinya:

Mencintaimu Tiada Habisnya
Oleh Muraz Riksi

Senyum dan tawa itu 
Bagaimana aku tidak bahagia melihatnya
Dari wajahmu ada cinta untukku
Dari caramu menatapku, aku bahagia 

Semua tentangmu menjadi warna untukku 
Menjalani hari-hari yang kadang redup dan kadang terang
Menjadi kekuatan untukku melepaskan semua keluh kesah tentang dunia ini
Mereka yang hidupnya manis, indah dan penuh tawa
Sedangkan aku masih berjuang dengan segala cita

Doamu yang kau bacakan untukku 
Air matamu yang mengalir mengisyaratkan lukaku
Tentang sayangmu yang tidak terbatas
Untukku yang masih berdiri melihat langit

Mendengar mereka bercerita dengan gagahnya
Tentang keberhasilan mereka mewarnai langit
Tentang proses mereka menari di atas bumi
Dan tentang air mata mereka yang tidak terdengar hujan

Aku yang masih berdiri melihat langit 
Bersama dengan angin yang menemani 
Tentang ceritaku yang tak ada hasilnya 
Bagaimana aku harus bercerita, sedang aku masih berjuang dengan segala cita
Apa aku harus mengalah?

Tidak, aku tidak akan menyerah
Kamu selalu ada mewarnai hariku
Dari senyum dan tawamu, aku sudah bahagia 
Dari doa-doamu aku sudah tidak lagi khawatir tentang asa
Kedepannya semua akan terlalui dengan indahnya 
Aceh, 18 Januari 2025


***
Demikian teks Puisi Tentang Cinta yang tulus.

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment