Terbang Sendirian Puisi Khoirul Triann
Table of Contents
Terbang Sendirian merupakan judul puisi karya Khoirul Triann yang dibacakan olehnya di Kanal Youtube Catatan Khoirul Triann.
Di antara angan dan kenyataan, ada kita terombang-ambing di udara, tak tahu harus melayang atau menjatuhkan diri. Pernahkah kau merasa begitu dekat dengan langit, tapi seketika sadar bahwa jatuh adalah keniscayaan?
Puisi ini adalah kisah tentang hati yang mudah patah, tentang harapan yang melambung terlalu tinggi, dan ketakutan akan sepi di tengah bintang-bintang yang bersinar lebih terang. Ia bukan sekadar kata-kata, melainkan bisikan jiwa yang ragu, antara bertahan atau menyerah pada semesta.
Maka, sebelum kau membacanya, biarkan dirimu tenggelam dalam maknanya. Sebab terkadang, jatuh bukan akhir. Melainkan awal dari sebuah permohonan yang akhirnya dikabulkan langit. Berikut teks puisinya :
Terbang Sendirian
kita semua pasti pernah punya seseorang
Yang pandai mengajak kita terbang ke angan-angan,
Bermimpi bersama sampai lupa,
Bahwa jatuh adalah sebuah kepastian.
Kita tahu, sejauh ini mungkin kita hanya
Sedang begitu senang dimainkan semesta.
Dunia memang begitu
isinya seputar patah hati yang berkelanjutan.
Manusia-manusia di bumi kadang suka bercanda yang berlebihan.
Misalnya masalah hati,
Tolong jangan terlalu manis,
Karena hadirmu saja sudah cukup.
Atau mungkin,
Sepertinya dia tidak manis,
Hanya saja kadang diri sendiri harapannya berlebihan.
Tolong jangan buat aku terbang terlalu tinggi,
Karena aku takut jatuh sendirian.
Kau tahu kan? Aku ini mudah patah.
Kadang sakit sehari tidak cukup setahun untuk menyembuhkannya.
Aku takut terbang sendirian,
Tapi anganku tidak mungkin aku biarkan jatuh begitu saja.
Tidak harus dengan kamu,
Bagiku hadirmu di bumi saja sudah cukup.
Dulunya aku ini periang,
Tapi entah semenjak aku tahu bahwa di bumi ada kamu,
Aku jadi mudah rapuh.
Bahkan kadang suka menangis tanpa sebab,
Saat aku sedang patah-patahnya,
Karena tidak ada satu orang pun yang tahu.
Karena aku takut merepotkan banyak hati,
Termasuk kamu.
Kamu tidak perlu repot-repot menyiapkan bahu,
Bayanganmu tersenyum saja sudah cukup bagiku.
Aku tidak tahu, seberapa jauh lagi aku akan terbang.
Kamu terlalu baik,
Kamu memang tidak tahu perihal ini.
Ini semua rumit.
Beberapa kali aku sering diskusi tentang ini dengan hatiku sendiri.
Katanya, dia bingung,
Tuhannya begitu payah.
Aku ingin turun,
Udara di atas langit terlalu jahat.
Aku belum siap bertahan di antara ribuan bintang lainnya.
Bintangmu ini terlalu redup,
Tidak pantas untuk langitmu yang megah.
Bintang-bintang yang lain cahayanya terlalu terang,
Aku terlalu silau, mungkin aku tidak terlihat.
Tapi kau tahu,
Untuk terbang dan bertahan sejauh ini itu susah,
Aku harus menghabiskan tenagaku.
Karena untuk terbang sendirian,
Butuh angan yang selalu bisa menguatkan.
Di dalam anganku tadi ada kamu.
Semoga langitmu siap menerima hadirku,
Atau aku rasa jangan.
ya lupakan.
Mungkin sebaiknya aku harus jatuh.
Aku tidak layak ada di sini.
Lupakan diksiku tadi
anggap saja aku bercanda.
Terima kasih ya, aku pamit.
Kalau tidak merepotkan, tolong lupakan aku.
Biarkan bintangku jatuh
Agar aku bisa jadi permohonan buat orang lain.
Mungkin itu akan lebih bermanfaat bagiku,
Walau setelahnya aku akan hilang.
Setidaknya ada harapan kubawa,
Ya, harapan orang lain.
Dan aku hilang, selamanya
Kalianda, 10-05-2020
***
Demikian Teks Puisi Khoirul Triann Terbang Sendirian.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Demikian Teks Puisi Khoirul Triann Terbang Sendirian.
(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...
Post a Comment