Jejak Telapak Ibu Puisi Kei Naz

Table of Contents
Jejak Telapak Ibu Puisi Kei Naz

Jejak Telapak Ibu

Langkahku kecil, dulu hanya tahu bermain dan tertawa,  
tak pernah takut pada luka,  
karena ada ibu—  
yang selalu menggelar peluk,  
lebih luas dari dunia yang keras

Ukuran kakiku tak pernah besar,  
namun cukup untuk bersembunyi di balik langkah ibuku.  
Dialah alas kakiku yang pertama,  
melindungi tanpa bertanya,  
menguatkan tanpa suara.

Kini aku berjalan sendiri,  
di tanah keras, di hujan deras,  
kadang alas kaki yang kupakai terlalu sempit,  
kadang terlalu asing, bahkan melukai.  
Namun tetap ku paksa,  
karena ibu mengajarkanku berdiri—bukan sekadar bersandar

Aku tahu, ibu tak lagi bisa ku dekap seperti dulu
Tak ada lagi pangkuan yang siap menadah resah
Tapi doanya—  
adalah jarak terdekat yang tak pernah putus
bahkan ketika waktu merenggut dan memisahkan

Kini aku tahu
ibu tak hanya menitipkan kasihnya di peluk
tapi juga di sepi yang paling bising
di dingin yang tak sempat ku balut selimut 
Ia ada—  
di detak-retak rinduku  
di setiap napas langkahku
meski tanpa suara...

***
Demikian puisi jejak telapak ibu karya Kei Naz. 

(Catatan Penutup)
Terima kasih telah berkunjung ke website Sampah Kata.
Salam kopi pahit...

Post a Comment